Salam semua
Tumbuhan Sarang Semut dengan Simbiosis yang Unik - Sumber dari Alamendah's blog.
Pada tumbuhan sarang semut dapat disaksikan simbiosis yang unik, tumbuhan sarang semut (Myrmecodia spp. Dan Hydnophytum
spp.) selain bersimbiosis dengan pohon inang sebagai tempat tumbuh,
pohon sarang semut juga menciptakan labirin di dalam batangnya yang
menjadi sarang dan tempat hidup bagi semut.
Selain unik dengan simbiosis yang terjadi, pohon sarang semut (terutama dari genus Myrmecodia),
batangnya yang membesar menyerupai umbi ternyata menjadi salah satu
obat herbal yang ampuh. ‘Umbi’ tumbuhan sarang semut sangat berkhasiat
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman.
Sarang semut merupakan kumpulan tumbuhan epifit (menumpang hidup di pohon lain, seperti anggrek) dari genus Myrmecodia dan Hydnophytum.
Terkadang disebut juga sebagai benalu hutan, meskipun sejatinya
tumbuhan ini bukanlah benalu yang bersifat parasit. Dalam bahasa Inggris
tumbuhan ini dikenal sebagai ‘ant plant’. Hydnophytum sendiri berasal dari bahasa Yunani ‘hydnon’ yang berarti ‘umbi’ dan ‘phyton’ yang berarti ‘tanaman’. Sedang Myrmecodia berasal dari kata ‘myrmekodes’ yang mempunyai arti ‘seperti semut’ atau ‘penuh semut’.
Di Papua sarang semut sering disebut sebagai ‘Nongon’. Di Jawa dikenal sebagai ‘urek-urek polo’. Sedangkan di Sumatera dikenal sebagai ‘kepala beruk’ dan ‘rumah semut’.
Mengenal Sarang Semut.
Tumbuh di wilayah Asia Tenggara hingga kawasan Pasifik seperti Kepulauan
Solomon, tumbuhan sarang semut memiliki puluhan spesies. Sarang semut
dari genus Hydnophytum saja memiliki sekitar 55 spesies, sedangkan dari genus Myrmecodia terdiri atas sekitar 26 spesies. Indonesia, terutama pulau Papua, menjadi daerah dengan jumlah spesies sarang semut terbanyak.
Habitat tanaman sarang semut mulai dataran rendah di tepi pantai hingga pada ketinggian 2.400 meter dpl. Di Indonesia sendiri dapat ditemukan mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, hingga Papua.
Secara umum, fisik tumbuhan sarang semut
mempunyai panjang sekitar 50 cm dengan akar yang menempel pada pohon
inang. Batang tanaman sarang semut berwarna coklat hingga keabu-abuan,
menggelembung sehingga menyerupai umbi dengan diameter mencapai 30 cm.
Bagian dalam batang berbentuk rongga bersekat-sekat, menyerupai labirin
dan biasa dijadikan tempat tinggal koloni semut. Batang yang menyerupai
umbi ini terkadang menempel pada tumbuhan inang, kadang menggantung.
Beberapa jenis ‘umbi’nya berduri sedangkan jenis lainnya tidak berduri.
Sarang semut memiliki daun tunggal,
berwarna hijau, berbentuk jorong (pangkal tumbul dan ujung meruncing),
bertangkai, tersusun menyebar namun lebih banyak terkumpul di ujung
batang, tepi rata, permukaan daun halus, tulang daun berwarna putih. Bungasarang semut berwarna putih sedangkan buahnya berbentuk beri, bulat, dan berwarna orange.
Simbiosis dalam Sarang Semut. Sebagai tumbuhan empifit, sarang semut bersimbiosis dengan tanaman lain sebagai tempat tumbuh (inang). Sarang semut tumbuh menempel pada beberapa jenis pohon seperti kayu putih (Melaleuca leucadendra), cemara gunung (Casuarina junghuniana), kaha, dan pohon beech (Fagus spp.). Namun sarang semut bukanlah parasit, tumbuhan inang hanya menjadi tempat tumbuh saja.
Tumbuhan sarang semut juga bersimbosis dengan semut (terutama semut dari genus Iridomyrmex dan Ochetellus).
Batang tanaman ini menggelembung menyerupai umbi dengan rongga-rongga
yang terdapat di dalamnya. Rongga-rongga di ‘umbi’ sarang semut yang
menyerupai labirin ini yang kemudian menjadi tempat hidup dan
bersarangnya semut. Selain rongga-rongga tersebut mampu menstabilkan
suhu dan kelembapan sehingga menjadi sarang yang nyaman bagi koloni
semut, tumbuhan ini pun memproduksi glukosa (gula) yang menarik minat
kedatangan semut sekaligus menjadi makanan semut. Koloni semut yang
tinggal di dalam bonggol atau ‘umbi’ tumbuhan sarang semut menghasilkan
kotoran yang kemudian diserap oleh tanaman ini sebagai nutrisi.
Serangkaian simbiosis yang terjadi memang
unik. Pohon inang memberikan tempat bagi tumbuhan sarang semut untuk
tumbuh. Kemudian sarang semut membuatkan tempat tinggal dan makanan bagi
koloni semut. Dan semut pun meninggalkan kotoran sebagai makanan
(nutrisi) bagi tumbuhan sarang semut. Selain nutrisi, koloni semut juga
memberikan pertahan dan perlindungan bagi tumbuhan empifit ini.
Khasiat Sarang Semut sebagai Obat Herbal. Spesies sarang semut yang biasa digunakan sebagai obat herbal adalah Hydnophytum formicarum, Myrmecodia tuberosa, dan Myrmecodia pendens (banyak yang salah menulisnya Myrmecodia pendans).
Secara tradisonal, berbagai masyarakat telah mengenal khasiat tumbuhan
ini. Pun, lewat uji klinis, ‘umbi’ sarang semut mengandung flavonoid,
tanin, antioksidan tokoferol (vitamin E) dan beberapa mineral penting
untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor dan
magnesium.
Kandungan flavonoid menjadikan tumbuhan
sarang semut mempunyai khasiat dalam mengobati berbagai penyakit seperti
kanker, tumor, asma, TBC, rematik, kataraks, diabetes, migren, wasir,
dan periodontitis. Sedangkan tanin berkhasiat untuk diare, hemostatik
(menghentikan perdarahan), dan wasir.
Saat ini telah banyak obat-obatan yang
diproduksi dari ekstak tumbuhan sarang semut dengan berbagai bentuk dan
khasiat yang ditawarkan. Selain itu, tanaman unik ini juga mulai banyak
dibudidayakan terutama sebagai tanaman hias.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Famili: Rubiaceae; Genus: Myrmecodia dan Hydnophytum; Spesies: diantaranya Hydnophytum formicarum Jack, Myrmecodia tuberosa Jack, dan Myrmecodia pendens Merr. & L.M.Perry.
No comments:
Post a Comment