Pages

Sunday, March 28, 2010

HAKIKAT SABAR

Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.


~ Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan Sabar dalam Iman laksana Kepala bagi seluruh tubuh. Apabila Kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)


Pengertian Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada ALLAH, menahannya dari perbuatan maksiat kepada ALLAH, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir ALLAH….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Macam-Macam Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:

Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada ALLAH
Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan ALLAH
Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir ALLAH yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)


Sebab Meraih Kemuliaan

Di dalam Taisir Lathifil Mannaan Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan sebab-sebab untuk menggapai berbagai cita-cita yang tinggi. Beliau menyebutkan bahwa sebab terbesar untuk bisa meraih itu semua adalah iman dan amal shalih.

Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini.


Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman ALLAH ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

Yaitu mintalah pertolongan kepada ALLAH dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi yaitu surga.

ALLAH ta’ala berfirman kepada penduduk surga, “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24).


ALLAH juga berfirman, “Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.” (QS. Al Furqaan [25] : 75).


Selain itu ALLAH pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman ALLAH ta’ala, “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24) (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)

Sabar Dalam Ketaatan

Sabar Dalam Menuntut Ilmu

Syaikh Nu’man mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian , mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya".

Semoga ALLAH merahmati Yahya bin Abi Katsir yang pernah mengatakan, “Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam Muslim. Terkadang seseorang harus menerima gangguan dari orang-orang yang terdekat darinya, apalagi orang lain yang hubungannya jauh darinya, hanya karena kegiatannya menuntut ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan kecuali orang-orang yang mendapatkan anugerah ketegaran dari ALLAH.” (Taisirul wushul, hal. 12-13)

Sabar Dalam Mengamalkan Ilmu

Syaikh Nu’man mengatakan, “Dan orang yang ingin beramal dengan ilmunya juga harus bersabar dalam menghadapi gangguan yang ada di hadapannya. Apabila dia melaksanakan ibadah kepada ALLAH menuruti syari’at yang diajarkan Rasulullah niscaya akan ada ahlul bida’ wal ahwaa’ yang menghalangi di hadapannya, demikian pula orang-orang bodoh yang tidak kenal agama kecuali ajaran warisan nenek moyang mereka.

Sehingga gangguan berupa ucapan harus diterimanya, dan terkadang berbentuk gangguan fisik, bahkan terkadang dengan kedua-keduanya. Dan kita sekarang ini berada di zaman di mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api, maka cukuplah ALLAH sebagai penolong bagi kita, Dialah sebaik-baik penolong” (Taisirul wushul, hal. 13)


Sabar Dalam Berdakwah

Syaikh Nu’man mengatakan, “Begitu pula orang yang berdakwah mengajak kepada agama ALLAH harus bersabar menghadapi gangguan yang timbul karena sebab dakwahnya, karena di saat itu dia tengah menempati posisi sebagaimana para Rasul.


Waraqah bin Naufal mengatakan kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah ada seorang pun yang datang dengan membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa melainkan pasti akan disakiti orang.”

Sehingga jika dia mengajak kepada tauhid didapatinya para da’i pengajak kesyirikan tegak di hadapannya, begitu pula para pengikut dan orang-orang yang mengenyangkan perut mereka dengan cara itu. Sedangkan apabila dia mengajak kepada ajaran As Sunnah maka akan ditemuinya para pembela bid’ah dan hawa nafsu. Begitu pula jika dia memerangi kemaksiatan dan berbagai kemungkaran niscaya akan ditemuinya para pemuja syahwat, kefasikan dan dosa besar serta orang-orang yang turut bergabung dengan kelompok mereka.

Mereka semua akan berusaha menghalang-halangi dakwahnya karena dia telah menghalangi mereka dari kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan yang selama ini mereka tekuni.” (Taisirul wushul, hal. 13-14)

Sabar dan Kemenangan

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “ALLAH ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya, “Dan sungguh telah didustakan para Rasul sebelummu, maka mereka pun bersabar menghadapi pendustaan terhadap mereka dan mereka juga disakiti sampai tibalah pertolongan Kami.” (QS. Al An’aam [6]: 34).

Semakin besar gangguan yang diterima niscaya semakin dekat pula datangnya kemenangan. Dan bukanlah pertolongan/ kemenangan itu terbatas hanya pada saat seseorang (da’i) masih hidup saja sehingga dia bisa menyaksikan buah dakwahnya terwujud. Akan tetapi yang dimaksud pertolongan itu terkadang muncul di saat sesudah kematiannya. Yaitu ketika ALLAH menundukkan hati-hati umat manusia sehingga menerima dakwahnya serta berpegang teguh dengannya. Sesungguhnya hal itu termasuk pertolongan yang didapatkan oleh da’i ini meskipun dia sudah mati.

Maka wajib bagi para da’i untuk bersabar dalam melancarkan dakwahnya dan tetap konsisten dalam menjalankannya. Hendaknya dia bersabar dalam menjalani agama ALLAH yang sedang didakwahkannya dan juga hendaknya dia bersabar dalam menghadapi rintangan dan gangguan yang menghalangi dakwahnya. Lihatlah para Rasul shalawatullaahi wa salaamuhu ‘alaihim. Mereka juga disakiti dengan ucapan dan perbuatan sekaligus.

ALLAH ta’ala berfirman yang artinya, “Demikianlah, tidaklah ada seorang Rasul pun yang datang sebelum mereka melainkan mereka (kaumnya) mengatakan, ‘Dia adalah tukang sihir atau orang gila’.” (QS. Adz Dzariyaat [51]: 52).


Begitu juga ALLAH ‘azza wa jalla berfirman, “Dan demikianlah Kami menjadikan bagi setiap Nabi ada musuh yang berasal dari kalangan orang-orang pendosa.” (QS. Al Furqaan [25]: 31). Namun, hendaknya para da’i tabah dan bersabar dalam menghadapi itu semua…” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Sabar di atas Islam

Ingatlah bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu yang tetap berpegang teguh dengan Islam meskipun harus merasakan siksaan ditindih batu besar oleh majikannya di atas padang pasir yang panas (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122).


Ingatlah bagaimana siksaan tidak berperikemanusiaan yang dialami oleh Ammar bin Yasir dan keluarganya. Ibunya Sumayyah disiksa dengan cara yang sangat keji sehingga mati sebagai muslimah pertama yang syahid di jalan ALLAH. (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122-123)

Lihatlah keteguhan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu yang dipaksa oleh ibunya untuk meninggalkan Islam sampai-sampai ibunya bersumpah mogok makan dan minum bahkan tidak mau mengajaknya bicara sampai mati. Namun dengan tegas Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan, “Wahai Ibu, demi ALLAH, andaikata ibu memiliki seratus nyawa kemudian satu persatu keluar, sedetikpun ananda tidak akan meninggalkan agama ini…” (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 133) Inilah akidah, inilah kekuatan iman, yang sanggup bertahan dan kokoh menjulang walaupun diterpa oleh berbagai badai dan topan kehidupan.

Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya cobaan yang menimpa kita pada hari ini, baik yang berupa kehilangan harta, kehilangan jiwa dari saudara yang tercinta, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan bahan makanan, itu semua jauh lebih ringan daripada cobaan yang dialami oleh salafush shalih dan para ulama pembela dakwah tauhid di masa silam.

Mereka disakiti, diperangi, didustakan, dituduh yang bukan-bukan, bahkan ada juga yang dikucilkan. Ada yang tertimpa kemiskinan harta, bahkan ada juga yang sampai meninggal di dalam penjara, namun sama sekali itu semua tidaklah menggoyahkan pilar keimanan mereka.

Ingatlah firman ALLAH ta’ala yang artinya, “Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 102).

Ingatlah juga janji ALLAH yang artinya, “Barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH niscaya akan ALLAH berikan jalan keluar dan ALLAH akan berikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3).

Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan.” (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah Salafiyah, hal. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak ‘ala Shahihain, III/624). (Syarh Arba’in Ibnu ‘Utsaimin, hal. 200)

Sabar Menjauhi Maksiat

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Bersabar menahan diri dari kemaksiatan kepada ALLAH, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya.


~ Dan tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur’an.

Di antara mereka ada yang ditenggelamkan oleh ALLAH ke dalam lautan, ada pula yang binasa karena disambar petir, ada pula yang dimusnahkan dengan suara yang mengguntur, dan ada juga di antara mereka yang dibenamkan oleh ALLAH ke dalam perut bumi, dan ada juga di antara mereka yang di rubah bentuk fisiknya (dikutuk).”

Pentahqiq kitab tersebut memberikan catatan, “Syaikh memberikan isyarat terhadap sebuah ayat, “Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan ALLAH sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 40).

“Bukankah itu semua terjadi hanya karena satu sebab saja yaitu maksiat kepada ALLAH tabaaraka wa ta’ala. Karena hak ALLAH adalah untuk ditaati tidak boleh didurhakai, maka kemaksiatan kepada ALLAH merupakan kejahatan yang sangat mungkar yang akan menimbulkan kemurkaan, kemarahan serta mengakibatkan turunnya siksa-Nya yang sangat pedih. Jadi, salah satu macam kesabaran adalah bersabar untuk menahan diri dari perbuatan maksiat kepada ALLAH. Janganlah mendekatinya.

Dan apabila seseorang sudah terlanjur terjatuh di dalamnya hendaklah dia segera bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang sebenar-benarnya, meminta ampunan dan menyesalinya di hadapan ALLAH. Dan hendaknya dia mengikuti kejelekan-kejelekan nya dengan berbuat kebaikan-kebaikan. Sebagaimana difirmankan ALLAH ‘azza wa jalla, “Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan kejelekan-kejelekan .” (QS. Huud [11] : 114).


Dan juga sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad, dll, dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043)…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)

Sabar Menerima Takdir

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adalah Bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan ALLAH serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba- Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan ALLAH lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan ALLAH di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)

Sabar dan Tauhid

Syaikh Al Imam Al Mujaddid Al Mushlih Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu ta’ala membuat sebuah bab di dalam Kitab Tauhid beliau yang berjudul, “Bab Minal iman billah, ash-shabru ‘ala aqdarillah” (Bab Bersabar dalam menghadapi takdir ALLAH termasuk cabang keimanan kepada ALLAH)

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullahu ta’ala mengatakan dalam penjelasannya tentang bab yang sangat berfaedah ini, “Sabar tergolong perkara yang menempati kedudukan agung (di dalam agama). Ia termasuk salah satu bagian ibadah yang sangat mulia. Ia menempati relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan tindakan anggota badan. Sedangkan hakikat penghambaan yang sejati tidak akan terealisasi tanpa kesabaran.

Hal ini dikarenakan ibadah merupakan perintah syari’at (untuk mengerjakan sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak mengerjakan sesuatu), atau bisa juga berupa ujian dalam bentuk musibah yang ditimpakan ALLAH kepada seorang hamba supaya dia mau bersabar ketika menghadapinya.

Hakikat penghambaan adalah tunduk melaksanakan perintah syari’at serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh ALLAH jalla wa ‘ala untuk menempa hamba-hamba- Nya. Dengan demikian ujian itu bisa melalui sarana ajaran agama dan melalui sarana keputusan takdir.

Adapun ujian dengan dibebani ajaran-ajaran agama adalah sebagaimana tercermin dalam firman ALLAH jalla wa ‘ala kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits qudsi riwayat Muslim dari ‘Iyaadh bin Hamaar. Dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “ALLAH ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya AKU mengutusmu dalam rangka menguji dirimu. Dan AKU menguji (manusia) dengan dirimu’.”

Maka hakikat pengutusan Nabi ‘alaihish shalaatu was salaam adalah menjadi ujian. Sedangkan adanya ujian jelas membutuhkan sikap sabar dalam menghadapinya. Ujian yang ada dengan diutusnya beliau sebagai rasul ialah dengan bentuk perintah dan larangan.

Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal kesabaran. Begitu pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang menyakitkan) tentu juga diperlukan bekal kesabaran. Oleh sebab itulah sebagian ulama mengatakan, “Sesungguhnya sabar terbagi tiga; sabar dalam berbuat taat, sabar dalam menahan diri dari maksiat dan sabar tatkala menerima takdir ALLAH yang terasa menyakitkan.”

Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang sanggup bersabar tatkala tertimpa musibah maka Syaikh pun membuat sebuah bab tersendiri, semoga ALLAH merahmati beliau. Hal itu beliau lakukan dalam rangka menjelaskan bahwasanya sabar termasuk bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan takdir ALLAH.

Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar itulah yang banyak muncul dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Dengan alasan itulah beliau membuat bab ini, untuk menerangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan tatkala tertimpa takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu beliau juga ingin memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.

Secara bahasa sabar artinya tertahan. Orang Arab mengatakan, “Qutila fulan shabran” (artinya si polan dibunuh dalam keadaan “shabr”) yaitu tatkala dia berada dalam tahanan atau sedang diikat lalu dibunuh, tanpa ada perlawanan atau peperangan. Dan demikianlah inti makna kesabaran yang dipakai dalam pengertian syar’i.

Ia disebut sebagai sabar karena di dalamnya terkandung penahanan lisan untuk tidak berkeluh kesah, menahan hati untuk tidak merasa marah dan menahan anggota badan untuk tidak mengekspresikan kemarahan dalam bentuk menampar-nampar pipi, merobek-robek kain dan semacamnya. Maka menurut istilah syari’at sabar artinya: Menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari marah dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan dengan cara merobek-robek sesuatu dan tindakan lain semacamnya.

Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Di dalam al-Qur’an kata sabar disebutkan dalam 90 tempat lebih. Sabar adalah bagian iman, sebagaimana kedudukan kepala bagi jasad. Sebab orang yang tidak punya kesabaran dalam menjalankan ketaatan, tidak punya kesabaran untuk menjauhi maksiat serta tidak sabar tatkala tertimpa takdir yang menyakitkan maka dia kehilangan banyak sekali bagian keimanan”

Perkataan beliau “Bab Minal imaan, ash shabru ‘ala aqdaarillah” artinya: salah satu ciri karakteristik iman kepada ALLAH adalah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir ALLAH. Keimanan itu mempunyai cabang-cabang. Sebagaimana kekufuran juga bercabang-cabang.

Maka dengan perkataan “Minal imaan ash shabru” beliau ingin memberikan penegasan bahwa sabar termasuk salah satu cabang keimanan. Beliau juga memberikan penegasan melalui sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang menunjukkan bahwa niyaahah (meratapi mayit) itu juga termasuk salah satu cabang kekufuran. Sehingga setiap cabang kekafiran itu harus dihadapi dengan cabang keimanan. Meratapi mayit adalah sebuah cabang kekafiran maka dia harus dihadapi dengan sebuah cabang keimanan yaitu bersabar terhadap takdir Allah yang terasa menyakitkan” (At Tamhiid, hal.389-391)


Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Friday, March 26, 2010

TELADANI KISAH INI


"Ambillah iktibar dari kisah benar ini..

Melihat pendedahan yang dibuat oleh sebuah stesen televisyen swasta
baru-baru ini mengenai anak bangsa kita yang melakukan perbuatan terkutuk di dalam hutan terutamanya di pusat-pusat perkelahan mengingatkan..............


Pengalaman saya berhadapan dengan sepasang tunang yang mengadu menghadapi masalah besar beberapa tahun lalu," beritahu Ustaz Abdullah Mahmud, penceramah bebas yang dikenali ramai. Tambahnya, beliau memang tidak hairan dengan pendedahan tersebut kerana sepanjang menjadi penceramah, kaunselor dan merawat orang, dia didatangi oleh golongan remaja yang mengadu menghadapi masalah akibat terlanjur terutamanya si wanita yang mengandung setelah berzina di merata tempat tak kira hutan, hotel, rumah kosong, dalam semak, kereta dan sebagainya.
"Adakalanya saya menitiskan air mata apabila mengingatkan pergaulan bebas anak muda kita yang makin menjadi-jadi. Mereka ini langsung sudah tidak takut bala Tuhan. Mereka sudah tidak dapat membezakan antara halal dan haram," tegas beliau dengan nada kesal.
Berbalik kepada pasangan tunang yang datang menemui beliau di pejabatnya di Batu Caves, Selangor ketika itu, Ustaz Abdullah menjelaskan pasangan itu yang berumur lingkungan pertengahan 20-an itu datang untuk meminta pertolongannya. "Apa yang boleh saya bantu encik?" Tanya Ustaz Abdullah kepada mereka. Si lelaki kelihatan malu-malu untuk menceritakan masalahnya manakala si perempuan mencubit paha lelaki itu mungkin meminta agar segera menceritakan masalah mereka.
Ustaz Abdullah yakin masalah yang dihadapi oleh pasangan itu agak berat kerana berdasarkan pengalaman, lazimnya hanya mereka yang menghadapi
masalah besar saja akan pergi menemui kaunselor atau ustaz bagi mencari jalan agar kekusutan yang dialami mereka terlerai. "Ustaz...macam ini, saya dan tunang saya ada masalah sikit. Ketika tidur, saya selalu nampak ular dalam rumah. Begitu juga dengan tunang saya. Seringkali ketika tidur, tunang saya menjerit-jerit. Dia kata ular besar datang membelitnya.
"Saya sendiri sudah takut hendak masuk di dalam semak kerana sering terbayang ada ular," beritahu lelaki itu ringkas. Mendengar masalah itu, Ustaz Abdullah termenung sejenak. Dia merenung memikirkan "penyakit" aneh yang dihadapi oleh pasangan itu. "Awak pernah pukul ular ke?" Ustaz Abdullah mengajukan soalan rambang . Bagaimanapun lelaki itu menggeleng kepala sambil memberitahu dia tidak pernah memukul ular. Lelaki itu turut memberitahu dia dan tunangnya jadi fobia kepada ular dan akibat itu badan mereka menjadi lemah tidak bermaya akibat sering terkejut.
Mereka juga menyatakan telah pergi menemui beberapa orang bomoh meminta air penawar agar kelibat ulat tidak tergambar lagi dalam bayangan matanya tetapi semuanya tidak menjadi. "Selalunya kalau jadi macam ni, pasti ada sebabnya. Kalau tidak ada sebab tertentu, setahu saya perkara seperti ini tidak akan berlaku tambahan lagi berdasarkan pengamatan saya, awak berdua bukan terkena sihir," kata Ustaz Abdullah yang menyedari pasangan tunang itu cuba menyembunyikan cerita yang sebenar kepadanya.
Namun lelaki itu tetap berkeras menyatakan mereka tidak pernah melakukan sesuatu kesalahan seperti memukul ular dan sebagainya."Tak perlu hendak malu. Saya hendak tahu ini pun, bukannya saya bermaksud hendak campur hal encik tapi dengan mengetahui puncanya, mudahlah sikit saya berikhtiar kalau-kalau ada serasi, Allah akan makbulkan permohonan kita," pujuk Ustaz Abdullah lagi.
Sebaik saja mendengar kata-kata itu, wajah mereka tiba-tiba berubah. Si perempuan pula tiba-tiba menitiskan air mata manakala yang lelaki tunduk ke bawah memandang lantai. Dia kelihatan malu untuk bertentangan mata dengan Ustaz Abdullah. "Macam ini Ustaz, sebenarnya saya kena belit ular sawa setahun yang lalu, sejak itu saya mengalami masalah ini, sering diganggu dengan bayangan ular. Tunang saya juga kena belit ular," akui lelaki itu agak mengejutkan Ustaz Abdullah.
Ustaz Abdullah yang tidak begitu faham dengan penjelasan itu terus bertanya kepada mereka bagaimana cerita yang sebenarnya. Barangkali setelah yakin dengan keikhlasan Ustaz Abdullah untuk membantu, akhirnya pasangan itu menceritakan segala-galanya. Cerita lelaki itu, kejadian itu berlaku sebelum mereka bertunang. Pada suatu hari, mereka yang mengaku bekerja di sebuah syarikat yang sama di Shah Alam, Selangor mengatur janji untuk pergi ke sebuah tempat perkelahan di Selangor. Mereka yang kebetulan bekerja syif malam telah mengambil keputusan untuk pergi pada hari biasa kerana pada hari tersebut orang tidak ramai maka mudahlah mereka bermadu asmara dan bercengkerama.
Menurut lelaki itu lagi, sebelum itupun, mereka pernah pergi ke situ pada hujung minggu. Bagi mereka, pada hujung minggu tidak sesuai kerana, pengunjung terlalu ramai, maka menyukarkan mereka untuk bercumbu rayu. Itupun mereka memilih tempat terlindung tetapi tidak terlepas daripada gangguan pemuda-pemuda yang suka mengendap. "Hanya dua bulan perkenalan, kami sudah terlanjur. Ketika saya dibelit ular tempoh hari, saya berkenalan dengan tunang saya ini sudah enam bulan.
Banyak kali sudah kami melakukan perbuatan terkutuk itu," nyata lelaki itu sambil menangis. Sebaik saja sampai di kawasan perkelahan yang mempunyai sebatang anak sungai itu, dia menyorokkan motosikal di dalam semak. Manakala tempat mereka bersama terlindung di sebalik pokok balak berhampiran gigi air sungai. Pada tengahari itu memang sunyi. Seorang manusia pun tidak kelihatan.
Bukan main seronoklah mereka berdua kerana dapat bermadu kasih tanpa gangguan, meskipun terbit rasa bimbang kalau ada yang mengintip di sebalik semak atau diserbu pihak berkuasa tapi perasan rindu dendam yang membara mengatasi segala-galanya. Di situ, pada mulanya mereka berbual-bual sambil berpegangan tangan. Kemudian melarat ke bahagian lain pula. Seterusnya nafsu mula menguasai diri masing-masing. Berbekalkan kertas suratkhabar, ia dijadikan alas untuk mereka berbaring. Pakaian si perempuan dilucutkan satu demi satu, selepas itu yang lelaki pula menanggalkan pakaian.
Mereka bercumbu rayu dan terus berzina tanpa menyedari di dalam rumpun semak di hujung kaki mereka berlengkar seekor ular sawa sebesar paha orang dewasa sedang mengeram. "Kami tak sedar ada ular. Tengah-tengah buat benda tu, kaki saya tertendang ular itu menyebabkan dengan pantas ia terus menyerang dan membelit kami berdua. Ia berlaku dengan pantas sekali, tidak sempat kami hendak melarikan diri," cerita lelaki itu dengan perasaan kesal. Akibat belitan ular sawa itu, mereka berdua merasakan ajal mereka akan tiba pada bila-bila masa kerana setiap kali mereka meronta, semakin kuat ular itu menjerut tubuh mereka.

"Saya menjerit sekuat hati meminta tolong. Perasaan malu sudah tidak ada lagi dalam diri saya pada masa itu. Yang penting, nyawa kami harus diselamatkan dan pada masa yang sama, saya semakin sesak nafas kerana belitan ular itu yang sungguh kuat dan mulutnya terngaga luas seperti tidak sabar-sabar hendak menelan saya," beritahunya tanpa segan silu lagi. Keadaan kekasihnya semakin lemah. Mukanya pucat lesi seperti sudah kehilangan darah. Lelaki itu tidak mampu berbuat apa-apa. Kudratnya tidak terdaya menandingi ular besar itu.
Dalam keadaan cemas, tiba-tiba muncul seorang pemuda dari sebalik semak sambil memegang sebatang kayu untuk memukul kepala ular itu yang hendak membaham kepala lelaki tersebut. Pemuda itu teragak-agak untuk memukul kepala ular sawa itu mungkin bimbang kalau terkena kepala lelaki itu. "Saya menjerit dan merayu agar ditolong dengan nada yang tersekat-sekat kerana sesak nafas. Kemudian pemuda itu dengan laju menghayun kayu sebesar betis itu beberapa kali mengenai kepala ular tersebut.
"Akhirnya, ular itu terkulai dan belitannya terurai. Saya tidak mampu bergerak lagi manakala kekasih saya pengsan. Pemuda itu memakaikan semula baju kami. Kemudian dia pergi meminta bantuan orang untuk menghantar kami ke hospital. Dia hanya seorang diri. Saya tidak pasti siapa pemuda itu dan dari mana dia datang. Saya syak mungkin pada mulanya dia sedang mengintai saya buat "projek," cerita lelaki itu lagi. Akibat belitan ular tersebut, pasangan itu mengalami kecederaan agak teruk iaitu si lelaki patah satu tulang rusuknya manakala kekasihnya patah dua batang tulang rusuk.
Empat bulan selepas kejadian itu, mereka melangsungkan pertunangan dan merancang untuk berkahwin dalam masa terdekat setelah didesak oleh keluarga yang mengetahui kejadian itu. Bagi mereka, masalah sering dihantui oleh bayangan ular lebih perit daripada menanggung kesakitan akibat patah tulang rusuk. Akibat "badi" itu, tidur malam mereka terganggu setiap malam dan walau kemana sekalipun berada,mereka terbayang berhampiran mereka ada banyak ular. Mendengar penjelasan lelaki itu, fahamlah Ustaz Abdullah apa sebenarnya yang terjadi. Namun sebelum merawat pasangan itu, beliau telah menasihatkan mereka agar bertaubat kerana telah melakukan perbuatan zina.
Ustaz Abdullah juga memberitahu mereka, berkemungkinan peristiwa dibelit ular itu adalah balasan Tuhan di dunia di atas perbuatan mereka itu. "Awak berdua patut bersyukur. Saya rasa Allah sayangkan awak berdua. Dia bagi azab kecil kepada awak berdua mungkin supaya awak insaf dan segera bertaubat. Kalau nak ikutkan, ramai orang berzina tetapi Allah tidak mahu menunjukkan balanya di dunia ini, maka kerana tidak pernah dijatuhkan bala itu, mereka ini berterusan melakukan zina," nasihat beliau membuatkan pasangan itu menangis tersedu-sedu sambil berjanji akan bertaubat serta berkahwin secepat mungkin.
Ustaz Abdullah memberi sebotol air penawar. Air itu digunakan untuk mandi dan minum. Di samping itu, Ustaz Abdullah menasihatkan pasangan itu agar sering mengingati Tuhan semoga penyakit fobia mereka hilang. Mereka pulang dengan wajah riang dan tidak lama kemudian lelaki itu menghubungi Ustaz Abdullah memberitahu mereka berdua telah sembuh sepenuhnya dan menjemput beliau hadir ke majlis perkahwinan mereka.

DIRIWAYATKAN OLEH IBNUL JAUZI BAHAWA :
"SESUNGGUHNYA NERAKA JAHANAM MEMILIKI TUJUH BUAH PINTU. YANG PALING MENAKUTKAN, PALING PANAS DAN PALING BUSUK BAUNYA ADALAH PINTU YANG DIPERUNTUKKAN KEPADA PARA PENZINA YANG MELAKUKAN PERBUATAN TERSEBUT SETELAH MENGETAHUI HUKUMNYA."

sumber: Rasmin Arni bt Alias ( Malaysia Ria)

Friday, March 5, 2010

KELEBIHAN QIYAMULAIL (TAHAJJUD)

Salam buat semua

Allah Taala telah berfirman tentang sifat-sifat orang bertakwa:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُون ٍ. ءَاخِذِينَ مَا ءَاتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ

iaitu di dalam kehidupan dunia kemudian menerangkan kebaikan mereka di dalam amalan dengan firmanNya:

كَانُوا قَلِيلاً مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ . وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ.

Berkata Al Hasan Al Basri rahimahullahu taala alaihi: Mereka menanggung berdiri malam dan tidak tidur malam melainkan sedikit dan mereka rajin melakunya dengan lama hingga ke waktu sahur dan mereka beristighfar pada waktu sahur (Tafsir Al Quranul Azim, bab 4 m.s 250).

Allah Taala menyatakan sifat orang beriman dengan firmanNya:


إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ . تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ

yakni dengan demikian mereka berdiri malam dan meninggalkan tidur dan berbaring di atas tilam yang empuk.

Kemudian firman Allah Taala:

يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

iaitu dengan penuh ketakutan daripada balasan azab dan berharap dalam limpah kurnia pahalaNya. (Tafsir Al Quranul Azim, bab 4, m.s 468)

Dan bagaimana pula mereka tidak berdiri malam sedengkan penghulu, imam dan kebanggaan mereka, Rasulullah salallahu alaihi wasallam sendiri berdiri malam hingga bengkak kedua-dua kakinya. Abdullah Bin Rawahah radhiallahu anhu mensifatkan dengan katanya:

Dan di kalangan kami Rasulullah membaca kitab-Nya,
Apabila menghirup kebaikan daripada subuh yang menerangi,
Kami melihat petunjuk selepas buta hati-hati kami,
Dengannya, dengan penuh keyakinan bahawa apa yang disabdakannya pasti berlaku,
Tetap menjauhkan punggungnya daripada perbaringannya,
Apabila bertambahlah penyeksaan para Musyrikin ke atasnya.

Kemudian Allah Subhanahu Wataala menyatakan balasan mereka dengan firmanNya:

فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

(As Sajadah: 15 – 17) iaitu tiada seorangpun yang mengetahui betapa besarnya apa yang Allah sembunyikan bagi mereka di dalam syurga daripada kenikmatan yang berkekalan dan kelazatan yang tidak pernah dirasai oleh sesiapa pun seumpamanya. Sebagaimana mereka menyembunyikan amalan mereka, demikian jugalah telah sembunyikan pahala bagi mereka, ganjaran yang bertepatan. Sesungguhnya ganjaran adalah daripada jenis amalan.

Berkata Al Hasan Al Basri rahimahullahu alaihi: Sesuatu kaum menyembunyikan amalan mereka, maka Allah menyembunyikan bagi mereka apa yang tidak pernah dilihat oleh mata atau yang terlintas di dalam pandangan mata manusia. (Lihat Tafsir Al Quranul Azim, bab 3, m.s 469)

Dan firman Allah Subhanahu Wataala menyatakan sifat hamba-hambaNya:

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

(Al Furqaan: 64) iaitu menghidupkan malam dengan ibadah, mereka berjaga ketika manusia lain tidur, dan mereka beringat tatkala orang ramai dalam kelalaian, ini semua kerana kecintaan mereka sepenuh ikhlas kepada Allah Tabaraka Wataala dan berasa kelazatan dengan bermunajat kepadaNya. Indah benarlah orang yang berkata tentang mereka:

Mereka menahan lambung mereka untuk merasai tidur,
Dan mengalir air mata di atas pipi dengan lelehan,
Dan ketahuilah bahawa kamu akan mati dan akan dihisab,
Wahai yang berdiri di hadapan Al Jalil dengan penuh kehinaan,
Kepada Allah merekalah kaum yang ikhlas dalam kecintaanNya,
Maka Dia pun meredhai mereka dan mengkhususkan bagi mereka khadam-khadam,
Kaum yang apabila tersingkap kegelapan ke atas mereka,
Mereka terus di sana dalam keadaan sujud dan berdiri,
Kempes perutnya dengan menjauhkan diri daripada yang haram,
Begitu juga mereka tidak mengenali makanan yang halal.

Dan daripada Abdullah Bin Salam radhiallahu anhu bahawa Nabi salallahu alaihi wasallam bersabda: “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan dan solatlah pada waktu malam (qiyamulail) sedangkan manusia tidur, kamu akan memasuki syurga dengan keselamatan.”

Di dalam hadis ini Nabi salallahu alaihi wasallam menerangkan bahawa qiyamulail adalah antara sebab-sebab yang membolehkan seseorang memasuki syurga. Maka berpegang teguh dengannya wahai saudara Muslim – semoga Allah memberi taufik – bahawa ia adalah pintu Darus Sa’adah (Kehidupan Kebahagiaan).

Bahkan solat pada malam hari adalah lebih afdhal daripada solat pada siang hari kerana ia lebih mendatangkan hampir kepada kekhusyukan dan keikhlasan. Oleh yang demikian, Nabi salallahu alaihi wasallam telah bersabda: “Puasa yang paling afdhal selepas Ramadhan adalah bulan Allah Muharam, dan solat yang paling afdhal selepas Solat Fardhu adalah solat malam hari.” (Hadis Riwayat Muslim 8/ 54 Nawawi) daripada Abu Hurairah.

Dan malam biasanya adalah waktu diturunkan rahmat, dan turunnya Rab bumi dan langit, dan ia adalah waktu kelebihan. Maka hendaklah kamu meraihkan keuntungannya. Daripada Jabir radhiallahu anhu katanya: Daku mendengar Rasulullah salallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya pada malam hari terdapat satu waktu, tidaklah bertepatan seorang lelaki Muslim yang meminta kebaikan kepada Allah Taala daripada perkara dunia atau perkara akhirat melainkan Dia akan mengurniakan kepadanya, yang demikian itu pada setiap malam.”
(Hadis Riwayat Muslim 6/ 35 Nawawi)

Jika seorang Muslim memikirkan pahala qiyamulail pastilah ia tidak akan meninggalkannya; daripada Abdullah Bin ‘Amru Bin Al ‘Aas radhiallahu anhumma daripada Nabi salallahu alaihi wasallam sabdanya: “Di dalam syurga terdapat bilik-bilik yang dapat dilihat di luarnya dari dalamnya, dan dalamnya dari luarnya”. Maka berkata Abu Malik Al Asyari: Bagi siapakah ia wahai Rasulullah? Sabdanya: “Bagi mereka yang baik perkataannya, yang memberi makan, dan tetap berdiri malam sedangkan manusia semua tidur.” (Hadis Riwayat Tabrani dalam Al Kabir dengan isnad hasan, Al Mundziri mengatakannya dalam Al targhib (2 / 24) dan Al Haithami menghasankannya dalam Al Mujma’ (2 / 354))

Ketahuilah – semoga Allah memelihara kamu – bahawa qiyamulail adalah jalan orang-orang salih dan jalan bagi mereka yang beramal, penghapusan bagi dosa-dosa mereka yang berdosa dan petunjuk bagi yang berbangga dan melakukan maksiat.

Daripada Abu Umamah Al Bahili radhiallahu anhu daripada Rasulullah salallahu alaihi wasallam sabdanya: “Hendaklah kamu melakukan qiyamulail (berdiri malam) kerana ia adalah amalan orang salih sebelum kamu dan ia adalah pendekatan kepada Tuhan kamu, penghapus bagi kejahatan dan penghapusan daripada dosa.” Kata Al Haitsami di dalam Al Mujma’ (2 / 251), diriwayatkan Tabrani dalam Al Kabir dan Al Ausath dan di dalamnya terdapat Abdullah Bin Salih penulis Al Laith.

Berkata Abdul Malik Bin Syuaib: Tsaqat Ma’muun dan jemaah para imam melemahkannya.

Kataku: Antara mereka adalah Al Nasaa’i, Imam Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, tetapi yang lain mentsaqatkannya seperti Yahya Bin Ma’in, Ibnu ‘Adi dan Abu Hatim. Berkata Al Mundziri di dalam Al Targhib (6 / 248), Bukhati telah meriwayatkan daripadanya dalam sahihnya.

Dan seperti hadis ini tidak turun daripada martabat hasan Insyallah Taala, oleh yang demikian Al Iraqi telah menghasankannya dalam Takrijul Ihyaa’ (4 / 634).

Dan hadisnya pada jalan yang lain oleh Tabrani dalam Al Kabir daripada Salman Al Farisi radhiallahu anhu, di dalamnya terdapat Abdul Rahman Bin Sulaiman, kata Al Hafiz (Ibnu Hajar) dalam Al Taqrib (1 / 482) : Benar tetapi membuat kesilapan. Dan seperti hadis ini ia adalah hasan dalam ‘al syawahid.

Dan di dalam hadis jalan ketiga daripada Bilal radhiallahu anhu, tidak sah kerana di dalam sanadnya terdapat Muhammad Bin Said Al Syaami Al Mashluub sedangan ia seorang pendusta dan menyeleweng, dan demikian juga diriwayatkan At Tirmizi (5 / 213) Hadis Abu Umamah ini dan katanya: Ini adalah yang paling sahih daripada hadis Abu Idris daripada Bilal.

Ketahuilah, semoga Allah memberi petunjuk kepada kamu – bahawa kemuliaan dan penghormatan terdapat dalam qiyamulail; daripada Sahal Bin Saad radhiallahu anhumma bahawa katanya: Telah datang Jibrail kepada Nabi salallahu alaihi wasallam lalu berkata: (Wahai Muhammad, kamu hiduplah sekehendak kamu, tetapi sesungguhnya kamu akan mati, dan beramallah sekehendak kamu tetapi sesungguhnya kamu akan mendapat ganjarannya, dan cintailah sekehendak kamu tetapi sesungguhnya kamu akan berpisah dan ketahuilah bahawa kemuliaan seorang Mukmin adalah qiyamulail (berdirinya ia pada malam hari), dan kehebatannya adalah ia kaya daripada berharap kepada manusia). (Berkata Al Hafiz Al Mundziri dalam Al Targhib (2 / 23), diriwayatkan Tabrani dalam Al Ausath dan isnadnya hasan.

Dan seorang Muslim yang berdiri pada malam hari adalah hampir kepada Rabbul Azzawajalla; daripada ‘Amru Bin ‘Anbasah radhiallahu anhu bahawa beliau mendengar Rasulullah salallahu alaihi wasallam bersabda: “Paling hampir seorang hamba kepada Tuhannya adalah dalam kegelapan akhir malam. Maka jika kamu mampu untuk menjadi daripada orang yang mengingati Allah pada ketika itu maka hendaklah kamu lakukan.” (Hadis Riwayat Tirmizi dan katanya: Hasan Sahih Gharib)

Memadailah bagi kamu – semoga Allah memberkati kamu – jika kamu antara orang yang mendirikan malam bahawa Allah akan menyintai kamu, ketawa akan kamu dan bergembira dengan kamu; maka daripada Abu Darda’ radhiallahu anhu daripada Nabi salallahu alaihi wasallam sabdanya: “Tiga orang yang Allah akan menyintai mereka, ketawa akan mereka dan akan bergembira dengan mereka: Seorang yang apabila ternampak kepadanya golongan yang berperang, ia pun menyerbu keseorangan diri semata-mata kerana Allah Azzawajalla, maka jika ia terbunuh atau Allah Azzawajalla membantunya adalah mencukupi baginya, lalu Dia berfirman: Lihatlah kepada hambaKu ini, bagaimana kesabaran bagiKu kepada dirinya!!

Dan seorang yang mempunyai seorang isteri yang cantik dan tilam yang empuk lembut, lalu ia berdiri malam dan Dia berfirman: Dia meninggalkan syahwatnya untuk mengingati Daku sedangkan jika ia ingin ia boleh berbaring!!

Dan seorang yang berada di dalam perjalanan, bersamanya tunggangan lalu mereka berjaga malam kemudian tidur. Maka ia bangun daripada sahur dalam kepayahan dan kesenangan.” (Berkata Al Hafiz Al Mundziri dalam Al Targhib (2 / 33) diriwayatkan At Tabrani dalam Al Kabir dengan sanad hasan.

Wahai yang mendapat berita gembira yang besar dan kedudukan yang tinggi bahawa akan sampai cinta Allah Azzawajalla kepada kamu, maka kamu ikutilah jalan mereka yang beramal dan menyerupai mereka yang salih, dengan mengambil jalan yang diterokai oleh mereka yang bertakwa dan berjihad diri kamu dalam jalan Tuhan Rabbul ‘Alamiin semoga kamu akan sampai kepada martabat Muhsinin (mereka yang melakukan kebaikan) dan termasuk dalam golongan yang berjaya di dalam alam akhirat.

Bahkan ‘al ghibtah’ (semangat berlumba-lumba atau cemburu sesama sendiri) adalah dibenarkan dalam amalan kebaikan seperti qiyamulail dan selainnya; daripada Abdullah Bin Umar radhiallahu anhumma katanya: Sabda Rasulullah salallahu alaihi wasallam: “Tidak boleh hasad melainkan kepada dua golongan ini: Seorang lelaki yang Allah telah berikan Al Quran kepadanya dan ia berdiri dengannya (membaca dan mengamalkan – pent.) pada malam dan siang hari, dan seorang lelaki yang Allah tealh berikan harta kepadanya lalu ia membelanjakan pada malam dan siang hari.” (Diriwayatkan Al Bukhari (9 / 73 Fathul Bari)

Dan daripada Yazid Bin Al Akhnas radhiallahu anhu bahawa Rasulullah salallahu alaihi wasallam bersabda:

“Tidak boleh berlumba-lumba melainkan kepada dua perkara: Seorang lelaki yang Allah Taala telah berikan Al Quran lalu ia berdiri dengannya pada malam dan siang hari. Maka berkata seorang lelaki: Kalaulah Allah berikan kepada daku apa yang diberikan kepada si fulan. Dan seorang lelaki yang Allah berikan harta lalu ia belanjakan daripadanya dan menyedekahkannya, lalu berkata seorang lelaki seperti demikian.” (Berkata Al Mundziri dalam Al Targhib (2 / 36) diriwayatkan oleh Tabrani dalam Al Kabir dan riwayatnya Tsaqat yang mahsyur dan diriwayatkan Abu Ya’la daripada hadis Abu Said sepertinya dengan isnad yang baik.

Berkata Al Hasan Al Basri rahimahullahu alaihi: Kami tidak ketahui sesuatu amalan yang lebih berat di tengah malam dan nafkah harta ini, lalu dikatakan kepadanya: Mengapakah mujtahidin antara manusia yang paling elok wajahnya?!

Katanya: Ini kerana mereka telah menyendiri dengan Ar Rahman lalu mereka dipakaikan nur daripada nurNya. Berkata Al Fudhail Bin Iyadh: Apabila kamu tidak berdaya untuk bangun malam dan berpuasa pada siang hari, maka ketahuilah sesungguhnya kamu diharamkan kerana banyaknya kesalahan kamu.

Dan ketahuilah, semoga Allah berikan kepada hati kamu dengan nur Iman – bahawa qiyamulail adalah mahar Hurulain (bidadari), dan barangsiapa yang paling banyak melakukannya maka ia akan mendapat paling banyak dan Allah akan memberinya paling banyak. Berkata Malik Bin Dinar: Sengaja daku menjauhkan diriku daripada berbaring – yakni disebabkan qiyamulail – lalu daku tertidur, maka dalam mimpiku itu daku berada dengan bidadari yang secantik-cantiknya dan di dalam tangannya terdapat cebisan kertas – iaitu surat, lalu ia berkata kepadaku: Adakah kamu dapat membaca dengan baik, daku menjawab: Ya, lalu daku melihat di dalam cebisan kertas itu dan dapati tertera di atasnya:

Adakah kamu dapat berasa kelazatan-kelazatan dan keamanan,
Daripada keputihan (anak-anak gadis) bidadari-bidadari di dalam syurga-syurga, Kamu hidup kekal tidak mati di dalamnya, Dan kamu bermain-main di dalam syurga bersama si cantik jelita, Bangkitlah daripada tidurmu sesungguhnya kebaikan, Daripada tidur bertahajjudlah dengan Al Quran.

Dan diriwayatkan bahawa Azhar Bin Mughith adalah seorang yang kuat bertahajjud, bahawa beliau berkata: Daku bermimpi melihat seorang perempuan yang tidak menyerupai perempuan dunia ini (kecantikannya), lalu daku berkata kepadanya: Siapakah kamu? Katanya: Bidadari. Maka kataku lagi: Kahwinlah dengan daku, lalu ia berkata: Sudahkah kamu bercakap dengan tuanku dan menyediakan maharku. Kataku lagi: Apakah maharnya? Jawabnya: Lamanya tahajjud.

KELEBIHAN SURAH-SURAH DALAM AL QURAN

Salam buat semua









BISMILLAH (Dengan Nama Allah)
Barang siapa membaca sebanyak 21 kali ketika hendak tidur, nescaya terpelihara dari godaan dan gangguan syaitan, dari bencana manusia dan jin, daripada kecurian dan kebakaran, dan daripada kematian terkejut. Dan barang siapa membaca sebanyak 50 kali di hadapan orang yang zalim, hinalah dan masuk ketakutan dalam hati si zalim.

SURAH AL-FATIHAH (Pembukaan)
Barangsiapa membacanya sebanyak 41 kali diantara sembahyang sunatnya, ne scaya permintaannya diperkenankan, jika sakit lekas sembuh dan nescaya dikasihi oleh makhluk dan ditakuti oleh musuh. Barang siapa membaca 20 kali sesudah tiap-tiap sembahyang fardhu, nescaya rezekinya dilapangkan oleh Tuhan dan bertambah baik keadaannya, serta bercahaya rohaninya.

AYAT AL-KURSI (Kekuasaan Allah)
Barangsiapa membacanya sekali selepas setiap sembahyang fardhu, nescaya terpelihara dari tipudaya dan ganguan syaitan. Dengan membacanya, seorang yang miskin akan menjadi kaya, dan jika dibaca ketika hendak tidur nescaya akan terselamat dari kecurian, kebakaran dan kekaraman. Barangsiapa sentiasa membaca ayat Al-Kursi, nescaya Allah akan kurniakan kepada ahli rumahnya kebaikkan yang tidak terhitung banyaknya. Barangsiapa berwudhuk lalu membaca sekali, nescaya Allah Akan meninggikan darjatnya setinggi 40 darjat dan Allah akan mendatangkan para malaikat menurut bilangan hurufnya, seraya berdoa untuk si pembaca sehinggalah ke hari Qiamat. Dan tersebut dalam hadith yang lain : Barangsiapa membacanya ketika hendak tidur, nescaya Allah akan membuka pintu rahmat baginya hingga ke subuh, dan mengurniakan nur menurut bilangan rambut dibadannya. Jika si pembacanya meninggal dunia pada malam itu, ia dikira mati syahid. Hadith yang lain mengatakan: Barangsiapa membacanya selepas setiap sembahyang fardhu, nescaya akan terpelihara dari kekerasan sarakatul-maut, dan Allah sendiri yang mencabut rohnya, dan dia akan dibangkitkan bersama para Mujahid yang berjihad beserta para Anbiya hingga ia gugur mati Syahid. Imam Jaafar Shadiq r.a. mengatakan: Barangsiapa membaca sekali, nescaya Allah akan menghindar darinya 1,000 kesukaran duniawi, yang terkecil sekali ialah kemiskinan dan kepapaan, dan 1,000 kesukaran ukhrawi, yang terkecil sekali ialah azab neraka.

Mengunci rumah dengan ayat Kursi
Hendaklah membaca surah Al-kursi sebanyak 3 kali dan dituruti dengan surah Ar-radu ayat 11 sebanyak 3 kali di tengah jalan muka pintu dengan niat sebelum meninggalkan rumah.

SURAH AL-BAQARAH (Sapi Betina)
Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surah ini (Amanarrasulu) sebelum tidur, ia akan terselamat dari segala bala bencana dan mara bahaya.

Surah Al Baqarah - Ayat 102
Untuk elak suami/isteri dan anak2 bergaduh

Menghentikan Anjing Menyalak
Baca surah Al-Baqarah ayat 80 - 81 sebanyak 10 kali

SURAH ALI-IMRAN (Keluarga Imran)

Barangsiapa membaca tiga ayat yang pertama dari surah ini, nescaya ia akan mencapai kesihatan dari segala penyakit dan terselamat dari gangguan jin.

SURAH AN-NISSA' (Perempuan)
Barangsiapa yang membaca ayat yang ke 75 dari surah ini, nescaya ia akan terselamat dari kejahatan para penjahat.

SURAH AL-MAIDAH (Hidangan)
Barang siapa membaca ayat yang ke 7 dari surah ini, sebanyak yang mungkin selama 3 hari berturut-turut, insya Allah akan terselamat dari was-was semasa wudhu dan sembahyang. Barang siapa membaca ayat 89 hingga ayat 101dari surah ini, ke atas air lalu diberi minum kepada orang yang bercakap dusta, nescaya ia tidak akan bercakap dusta lagi.

SURAH AL-AN'AM (Binatang Ternak)
Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali, nescaya akan terhindar dari segala bala bencana. Jika ayat 63 dan 64 dari surah ini, dibaca oleh penumpang kapal, ia akan terselamat dari karam dan tenggelam.

SURAH AL-A'RAAF (Benteng Tinggi)
Barang kali membaca ayat 23 dari surah ini, selepas tiap-tiap sembahyang fardhu, lalu beristighfar kepada Allah, nescaya akan terampun segala dosanya. Barang siapa membaca ayat 47 dari surah ini, ia akan terpelihara dari kekacauan para penzalim serta ia akan mendapat rahmat Allah.

SURAH AL- ANFAL (Rampasan)
Barang siapa membaca ayat 62 dan 63 dari surah ini, nescaya dia akan dicintai dan dihormati oleh sekalian manusia.

SURAH AL-BARAAH (AT-TAUBAH) (Pemutus perhubungan)
Barangsiapa membacanya, nescaya akan terselamat dari kemunafiqan dan akan mencapai hakikat iman. Barang siapa membaca ayat 111 dari surah ini, di kedai atau ditempat-tempat perniagaan, nescaya akan maju perniagaannya itu.

Ayat pelembut hati untuk berjumpa orang yang dihajati
Hendaklah membaca surah al-taubah ayat 128 - 129 semasa berjumpa.

SURAH YUNUS (Yunus)
Barangsiapa membaca ayat 31dari surah ini, ke atas Perempuan yang hamil, nescaya ia melahirkan anak dalam kandungannya itu dengan selamat. Barangsiapa membaca ayat 64 dari surah ini, nescaya ia akan terhindar dari mimpi-mimpi yang buruk dan mengigau.

SURAH AL-HUD (Hud)
Barang siapa membaca, nescaya ia akan mendapat kekuatan dan kehebatan serta ketenangan dan ketenteraman jiwa. Barang siapa membaca ayat 56 dari surah ini, pada setiap masa, nescaya ia akan terselamat dari gangguan manusia yang jahat dan binatang yang liar. Barang siapa membaca ayat112 dari surah ini, sebanyak 11 Kali selepas tiap-tiap sembahyang, nescaya akan mencapai ketetapan hati.

SURAH YUSUF (Yusuf)
Barang siapa membacanya, akan dimurahkan rezekinya dan diberikan kemuliaan kepadanya. Barang siapa membaca ayat 64 dari surah ini, ia akan terhindar dari kepahitan dan kesukaran hidup. Barang siapa membaca ayat 68 dari surah ini, nescaya Allah akan mengurniakan kesalehan kepada anak-anaknya.

SURAH AR-RA'D (Petir)
Barang siapa membaca ayat 13 dari surah ini, ia akan terselamat dari petir. Dan barangsiapa membaca ayat 28 dari surah ini, nescaya penyakit jantungnya akan sembuh.

SURAH IBRAHIM (Ibrahim)
Barang siapa membaca ayat-ayat 32 hingga 34 dari surah ini, nescaya anak-anaknya akan terhindar dari perbuatan-perbuatan syirik dan bida'ah.

SURAH AL-HIJ'R (Batu Gunung)
Barang siapa membaca 3 ayat yang terakhir dari surah ini, ke atas perempuan yang selalu anak kandungannya gugur, nescaya anak kandungannya itu akan terselamat, dari gugurnya.

SURAH BANI ISRAIL (anak-anak Israil)
Barang siapa membacanya ke atas air, lalu diberi minum kepada orang yang bercakap gagap insya Allah akan hilang gagapnya itu. Barang siapa membaca ayat 80 dari surah ini, ketika ia pulang dari perjalanan, nescaya dia akan dimuliakan dan dihormati oleh orang-orang yang setempat dengannya.

SURAH AL-KAHF (Gua)
Barang siapa membacanya, akan terhindar dari kemiskinan dan kepapaan. Barang siapa membacanya pada malam Jumaat, nescaya dia akan mendapat rezeki yang murah.

SURAH MARYAM (Maryam)
Barang siapa membacanya, nescaya akan mendapat kejayaan di dunia dan di akhirat.
Dan ibu-ibu yang hamil amalkan membaca surah ini mudah-mudahan akan dipermudahkan ketika melahirkan anak.

SURAH THAAHAA (Hai Manusia)
Barang siapa membacanya, nescaya Allah akan mengurniakan kepadanya ilmu pengetahuan dan akan tercapai segala maksudnya. Barang siapa membaca ayat-ayat 25 hingga 28 sebanyak 21 kali, tiap-tiap hari selepas sembahyang subuh nescaya otaknya akan cerdas dan akalnya akan sempurna.

Membuatkan anak tidak degil
Hendaklah membaca surah Thaahaa Ayat 1 - 6 dan juga surah al haji ayat 21 dibaca di atas permukaan air dalam gelas putih dan diminum oleh anak yang dimaksudkan.

Surah Thaahaa - Ayat 1-5
Anak2 malas sekolah

Surah Thaahaa - Ayat 39 - mula dari tanda Jim kecil
Supaya Suami tak kawin lain

SURAH AL ANBIYA (Nabi-Nabi)
Barang siapa membaca ayat 83 dari surah ini, nescaya dia akan mendapat sebesar-besar pangkat di sisi Allah s.w.t .

Surah Al Anbiyaa'- Ayat 79
Anak2 pandai belajar

Surah Al Anbiyaa - Ayat 69,
Surah Al Hasyr - Ayat 22-24
Anak2 lembut hati/ elak panas baran

SURAH AL-HAJ (Haji)
Barang siapa membacanya, Allah akan membinasakan musuh-musuhnya.

SURAH AL-MU'MINUN (Orang-orang Mukmin)
Barang siapa membacanya ke atas air, lalu diberi minum kepada orang yang selalu minum minuman keras, nescaya dia tidak akan meminumnya lagi. Barang siapa membaca ayat 28 dari surah ini, nescaya perahunya akan terselamat daripada karam dan rumahnya akan terselamat dari kecurian dan serangan musuh.

SURAH AN-NUUR (Cahaya)
Barang siapa membacanya, nescaya ia akan terhindar dari mimpi-mimpi yang buruk. Barang siapa membaca ayat 35 dari surah ini, pada hari Jumaat sebelum sembahyang Asar, nescaya dia akan disegani oleh orang ramai.

Ayat penerang hati
Hendaklah sering membaca surah An Nur ayat 35 di pagi hari dan awal malam.

SURAH AL-FURQAN (Pembaca)
Barang siapa membacanya sebanyak 3 kali ke atas air yang bersih, lalu air itu dipercikkan di dalam rumah, nescaya rumah itu akan terselamat dari gangguan binatang-binatang yang liar dan ular-ular yang bisa.

SURAH ASY-SYU A'RA (Ahli-ahli Syair)
Barang siapa membaca ayat 130 dari surah ini, sebanyak 7 kali dengan senafas ke atas orang-orang yang digigit oleh binatang-binatang yang berbisa nescaya akan hilang bisa-bisa itu.

SURAH AN-NAML (Semut)
Barang siapa membacanya nescaya nikmat-nikmat Allah akan kekal kepadanya.

SURAH AL-QA-SHASH (Cerita)
Barang siapa membacanya ke atas pekerja-pekerjanya, nescaya Mereka tidak akan mencuri dan mengkhianat. Barang siapa membaca ayat-ayat 51 hingga 55 dari surah ini, nescaya otaknya akan cergas, akalnya akan sempurna dan budi pekertinya akan halus.

SURAH AL-ANKABUT (Labah-labah)
Barang siapa membacanya, nescaya demamnya akan sembuh. Barang siapa membacanya, nescaya ia akan terhindar dari gelisah dan keluh kesah.

SURAH AR-RUM (Rum)
Barang siapa membacanya, nescaya Allah akan membinasakan orang yang hendak menzaliminya.

Surah Ar Ruum Ayat 31 - Baca 33x
Bg anak2 yg suka keluar malam


SURAH LUQMAN (Luqman)
Barang siapa membacanya, nescaya ia akan terhindar dari segala-gala penyakit terutama dari penyakit-penyakit perut. Barang siapa membaca ayat 31 dari surah ini, nescaya akan terselamat dari bencana banjir.

SURAH AS-SAJ DAH (Sujud)
Barang siapa membaca ayat-ayat 7 hingga 9 dari surah ini, ke atas kanak-kanak yang baru lahir, nescaya ia akan terhindar dari segala- gala penyakit ruhani dan jasmani.

SURAH AL-AHZAB (Golongan-golongan)
Barang siapa membaca ayat-ayat 45 hingga 48 dari surah ini, nescaya ia akan mendapat kemuliaan dan kehormatan sejati. Dan barang siapa membaca ayat-ayat 60 hingga 66 dari surah ini, nescaya Allah akan membinasakan musuh-musuhnya.

SURAH SABA
Dengan membacanya, terselamatlah ia dari segala-gala bala bencana, terutamanya dari rosaknya tanam-tanaman.

SURAH FAATHIR (Pencipta)
Barang siapa membaca ayat-ayat 29 dan 30, nescaya Allah akan memberkati perniagaannya.

SURAH YAASIIN (Hai Manusia)
Nabi kita Muhammad s.a.w bersabda : "Tiap-tiap sesuatu Mempunyai hati dan hati Al-Quran ialah surah Yaasiin." Yaasiin kerana Allah, nescaya akan terampun segala-gala dosanya kecuali dosa syirik.." Dalam satu hadith yang lain Baginda s.a.w bersabda: "Hendaklah kamu membaca surah Yaasiin ke atas pesakit-pesakitmu yang menghadapi sakaratul-maut, nescaya Allah s.w.t akan meringankan kekerasan sakaratul-maut itu."


Dalam satu hadith yang lain pula Baginda s.a.w bersabda: "Aku ingin benar, agar surah Yaasiin ini dihafaz oleh tiap-tiap umatku." Barang siapa membacanya sebanyak 41 kali, pasti akan tercapai segala hajat dan cita-citanya. Barang siapa membacanya sebanyak 21 kali pada malam Jumaat, Lalu berdoa istghfar untuk kedua ibu bapanya, nescaya dosa kedua ibu bapanya akan diampunkan oleh Tuhan. Barang siapa membaca sekali ketika membuka kedai atau perniagaan, nescaya akan maju perniagaannya itu. Barang siapa membacanya sekali pada awal malam, andaikata ia mati pada malam itu, mesti ia mati syahid.

Barang siapa membacanya sekali selepas tiap-tiap sembahyang Jumaat, nescaya ia akan diselamatkan dari siksa kubur. Jika dibacanya oleh seorang askar, ketika ia hendak turun kemedan peperangan, Allah akan mengurniakan kepadanya keberanian dan kegagahan, serta naiklah ketakutan pada musuh-musuhnya. Hikmat-hikmat dan khasiat-khasiat surah Yaasiin ini banyak benar didapati di dalam kitab-kitab hadith tetapi cukuplah setakat ini untuk diamal oleh anda sekalian.

Menghilangkan rasa takut kerana gangguan syaitan
Hendaklah membaca surah Yassin ayat 8 dan 9 berulang kali sehingga rasa gementar hilang.

SURAH ASH-SHAAFFAAT (Yang Berbaris)
Barang siapa membacanya, insya Allah in akan terpelihara daripada gangguan jin.

SURAH SHAAD (Shaad)
Dengan membaca ayat 42 dari surah ini, nescaya akan mendapat kebahagiaan sejati.


Semoga memberi manafaat kepada semua.
Wallahu'alam.

Monday, March 1, 2010

Wirdul-Latif

Salam buat semua.

Dari seorang kawan yang perihatin. Terima kasih

Wirdul-Latif adalah satu dari susunan wirid dan zikir oleh Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Selalunya ia dibaca berseorangan pada waktu pagi dan petang. Seperti karangannya yang lain, Imam Haddad menguatkan wirid ini dengan ayat-ayat Al-Quran dan hadith.

Dengan cara tulisannya yang senang difaham, pendek dan tepat, beliau menyusun ayat-ayat Al-Quran dan Hadith untuk berzikir kebesaran dan kelebihan Allah. Dinamakan Wirdul-Latif (wirid ringan) sebab senang dibaca dan senang dirasakan di hati kita. Juga sebab ia tidak begitu panjang seperti wirid yang besarnya, iaitu Wirdul-Kabir.

Karangan dan bacaan Wirdul-Latif di sini ialah seperti yang dianjurkan oleh pengikut-pengikut, murid-murid dan muslimin di negeri Arab, Semenanjung Asia dan Africa, dari keturunan Al-Haddad, Munsib-munsibnya di maqam Imam al Haddad di Al-Hawi, Tarim - Hadhramaut di negara Yaman.

Imam Alawi bin Ahmad bin Hassan Al-Haddad, anak kepada cucu beliau telah menyusunkan wirid ini dengan mengurangkan jumlah bacaan tasbih and tahmeed. Perulangan tasbih dan tahmeed dikurangkan kepada tiga dan ditambah satu ayat untuk gantinya. Baginda mengikut arahan Allah seperti di Surah 2 Al-Baqarah Ayat 286: “Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya.”

Diriwayatkan daripada Anas r.a. katanya: Rasulullah s.a.w telah masuk ke masjid dan baginda mendapati ada seutas tali yang direntangkan di antara dua tiang, lalu baginda bertanya: “Tali apakah ini?” Para Sahabat menjawab, “Tali itu digunakan oleh Zainab untuk sembahyang, apabila dia merasa malas atau keletihan dia akan berpegang pada tali tersebut.” Rasulullah s.a.w bersabda lagi, “Lepaskan ikatan tali tersebut, seseorang dari kamu hendaklah bersembahyang dengan keupayaan yang ada pada dirinya, apabila dia malas atau letih maka hendaklah dia berhenti.” Zainab adalah seorang yang kukuh imannya. Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Zainab r.a. jikalau ia mahu belajar satu zikir yang berpahala serupa dengan membaca bilangan zikir-zikir ini. Dan Baginda pun berkata, “tambahkan kalimah ‘seberapa banyak ciptaan Nya’ kepada setiap tasbih, taslim and tahmeed”.

Sudah tentulah lebih baik kalau kita ada masa dan tenaga untuk membaca wirid ini dengan sepenuhnya. Insya Allah Allah akan memberi kita taufiq dan hidayat dan merahmati Al-Habib kita serta memimpin kita ke jalan yang benar.

الوِرْدُ اْللَطِيف


1. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اْللهُ أَحَدٌ، اَللهُ اْلصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يٌوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. (ثلاثا)

1. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan segala permohonan; Ia tidak beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang sebanding dengan-Nya. Surah Al-Ikhlas (3X)

Dari Imam Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-khudri; seseorang mendengar bacaan surah al-Ikhlas berulang-ulang di masjid. Pada keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan sampaikan perkara itu kepadanya sebab dia menyangka bacaan itu tidak cukup dan lengkap. Rasulullah s.a.w berkata, “Demi tangan yang memegang nyawaku, surah itu seperti sepertiga al Quran!”

Dari Al-Muwatta', diriwayatkan oleh Abu Hurairah; Saya sedang berjalan dengan Rasulullah s.a.w, lalu baginda mendengar seseorang membaca surah al-Ikhlas. Baginda berkata, “Wajiblah.” Saya bertanya kepadanya, “Apa ya Rasulallah?” Baginda menjawab, “Syurga” (Wajiblah syurga bagi si pembaca itu).

2. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَـرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَـرِّ النَّـفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ. (ثلاثا)

2. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad); “Aku berlindung dengan Tuhan yang menciptakan cahaya subuh, daripada kejahatan makhluk-makhluk yang Ia ciptakan; dan daripada kejahatan malam apabila ia gelap gelita; dan daripada (ahli-ahli sihir) yang menghembus pada simpulan-simpulan ikatan; dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya” . Surah Al-Falaq (3X)

Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w biasanya apabila ada salah seorang anggota keluarga baginda yang sakit, baginda menyemburnya dengan membaca bacaan-bacaan. Sementara itu, ketika baginda menderita sakit yang menyebabkan baginda wafat, aku juga menyemburkan baginda dan mengusap baginda dengan tangan baginda sendiri, kerana tangan baginda tentu lebih banyak berkatnya daripada tanganku..

3. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ. (ثلاثا)

3. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia”. Surah An-Nas (3X)

Dari Tirmidhi diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Nabi Muhammad s.a.w selalu meminta perlindungan daripada kejahatan jin dan perbuatan hasad manusia. Apabila surah al-falaq dan an-nas turun, baginda ketepikan yang lain dan membaca ayat-ayat ini sahaja.

4. رَبِّ أَعُوذُ بِـكَ مِنْ هَمَـزَاتِ الشَّيَـاطِينِ، وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُـرُونِ. (ثلاثا)

4. Ya Tuhanku, aku berlindung dengan-Mu dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung pula dengan-Mu ya Tuhanku dari kedatangan mereka kepadaku. (3X)

Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 97-98

5. أَ فَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاَ وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَ تُرْجَعُـوْنَ.

5. Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?

Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 115

6. فَتَعَالَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ.

6. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya - Tidak ada Tuhan Selain Dia - Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang Agong.

Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 116


7. وَ مَنْ يَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهاً آخَرَ لاَ بُرْهَانَ لَهُ بِـهِ، فَإِنَّمَا حِسَـابُهُ، عِنْدَ رَبّـِهِ، إِنَّـهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِـرُوْنَ.

7. Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak beruntung.

Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 117

8. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

8. Dan katakanlah: Ya Tuhanku berilah ampunan dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik!

Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 118


9. فَسُبْحَانَ اللهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَحِيْنَ تُصْبِحُوْنَ.

9. Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh.

Surah 30: Ar-Rum Ayat 17

10. وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْنَ.

10. Dan bagiNyalah segala puji di langit dan bumi, dan di waktu petang dan di waktu kamu berada di waktu dhuhur.

Surah 30: Ar-Rum Ayat 18

11. يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَيُحْيِ الأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ.

11. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya: dan seperti itulah kamu dikeluarkan dari kubur.

Surah 30: Ar-Rum Ayat 19


12. أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم.ِ (ثلاثا)

12. Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui dari bisikan syaitan yang terkutuk. (3X)

Dari Abu Daud diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; “Apabila Rasulullah s.a.w. sembahyang tahajjud, selepas beliau bertakbir, baginda membaca: “Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar dan Lailaha illallah, tiga kali kemudian beliau mengucap: “Aku berlindung dengan Allah, Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui dari bisikan syaitan yang terkutuk, dari bisikannya, godaannya dan ludahnya.


13. لَوْ أَنْزَلْنَـا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًـا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ.

13. Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-pecah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan- perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

Surah 59: Al-Hashr Ayat 21

14. هُوَ اللهُ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهاَدَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ

14. Dialah Allah Yang Tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

Surah 59: Al-Hashr Ayat 22

15. هُوَ اللهُ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِـنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ، سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ.

15. Dialah Allah Yang Tiada Tuhan Selain Dia; Raja Yang Maha Suci; Yang Maha Sejahtera; Yang Mengurniakan keamanan; Yang Maha Memelihara; Yang Maha Perkasa; Yang Maha Kuasa; Yang Memeliki Segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Surah 59: Al-Hashr Ayat 23

16. هُوَ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ، لَهُ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى، يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيمُ.

16. Dialah Allah Yang Menciptakan; Yang Mengadakan; Yang Membentuk Rupa; Yang Mempunyai sifat-sifat yang baik; Bertasbihlah kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana. Surah 59: Al-Hashr Ayat 24

17. سَلاَمٌ عَلَى نُوْحٍ فِي الْعَالَمِيْنَ.

17. Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam. Surah 37:Al-Saffat Ayat 79


18. إِنَّا كَذَلِكَ نُجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ.

18. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Surah 37:Al-Saffat Ayat 80

19. إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ.

19. Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. Surah 37:Al-Saffat Ayat 81


20. أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. (ثلاثا)

20. Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhlukNya. (3X)

Dari Abu Dawud dan Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang membaca doa ini tiga kali, tiada apa-apa malapetaka akan terjatuh atasnya.”


21. بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ أسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. (ثلاثا)

21. Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tak satu pun, yang di bumi mahupun di langit dapat memberi bencana dan Ia Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. (3X)

Dari Ibn Hibban; Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Hamba-hamba Allah yang membaca doa ini pada waktu pagi dan petang, tiada kesakitan apa jua akan di alaminya.”


22. الَّلهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ مِنْكَ فِي نِعْمَةٍ وَعَافِيَةٍ وَسِتْرٍ، فَأَتْمِمْ نِعْمَتَكَ عَلَيَّ وَعَافِيَتَكَ وَسِتْرَكَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. (ثلاثا)

22. Ya Allah, sesungguhnya aku telah mendapatkan kurnia, kesehatan serta perlindungan daripada-Mu di pagi hari ini, maka sempurnakan kurnia kesihatan serta perlindungan- Mu padaku di dunia dan akhirat. (3X)


23. اللَّهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيعَ خَلْقِكَ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ. (أربعا)

23. Ya Allah, di pagi hari ini aku mengambil-Mu sebagai saksi, begitu pun para pemikul ‘Arsy-Mu, para malaikat-Mu dan seluruh makhluk-Mu, bahawa Engkaulah Tuhan, tiada Tuhan selain Engkau, Tunggal tiada sekutu, dan bahawa Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu. (4X) (Sila rujuk ke-31)

24. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. (ثلاثا)

24. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, pujian yang memadai nikmat-nikmat-Nya dan mencukupi penambahanNya. (3X)

25. آمَنْتُ بِاللهِ العَظِيْمِ، وَكَفَرْتُ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ، وَاسْتَمْسَكْتُ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى، لاَ اَنْفِصَامَ لَهاَ، وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيمٌ. (ثلاثا)

25. Aku beriman kepada Allah Yang Maha Agung dan ingkar terhadap sembahan selain Allah, kejahatan dan thoghut (segala yang disekutukan dengan Allah), dan aku berpegang dengan tali yang kukuh yang tidak akan terputus. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. (3X) Surah Al-Baqarah Ayat 256;

Dari Bukhari, diriwayatkan oleh Abdullah ibn Salam, yang menceritakan satu peristiwanya kepada Rasulullah s.a.w. lalu baginda berkata, “Syurga itu Islam, dan berpeganglah Pegangan Yang Teguh (urwat al-wuthqa) supaya kamu sentiasa menjadi seorang Muslim sampai kamu mati.”

26. رَضِيْتُ بِاللهِ رَبـًّا، وَ بِالإِسْلاَمِ دِيْنـًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُولاً. (ثلاثا)

26. Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan rasul. (3X)

Dari Abu Daud dan Tirmidzi; Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Sesiapa berdoa setiap pagi dan petang dengan doa ini akan masuk ke syurga.” Surah 3: Ali-Imran Ayat 19: Sesungguhnya ugama (yang benar dan diredai) di sisi Allah ialah Islam.

27. حَسْـبِيَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَ هُـوَ عَلَيْـهِ تَـوَكَّلْتُ وَهُـوَ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْـمِ. (سبعاً)

27. Cukuplah Allah sebagai pelindungku; tiada Tuhan melainkan Dia, kepada-Nya aku bertawakal, dan Dialah Penguasa Arasy yang agung. (7X) Surah 9 al-Tawbah Ayat 129. Dari Tirmidhi, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Rasulullah s.a.w. bersabda, “Bagaimana saya hendak rehat sedangkan tiupan telah sedia di mulutnya, membuka telinganya dan tunduk kepalanya, menunggu arahan untuk meniup? Ditanya lagi, apa pula arahan baginda, “Cukuplah Allah sebagai pelindungku dan Dia lah sebaik-baik penjaga.”

28. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. (عَشرًا)

28. Ya Allah, limpahkanlah selawat dan salam-Mu ke atas penghulu kami Muhammad serta keluarga dan sahabat-sahabatnya. (10X)

Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah bin Amr bin Al ’As: Rasullulah s.a.w. bersabda: “Sesiapa meminta Allah berselawat kepadaku, Allah akan membalas keatasnya dengan sepuluh kali selawat.”

Surah 33; Al-Ahzab, Ayat 56: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat (memberi segala penghormatan dan kebaikan) kepada Nabi (Muhammad s.a.w); wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya..”

29. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فُجَاءَةِ الْخَيْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فُجَاءَةِ الشَّرِّ.

29. Ya Allah aku bermohon kepada-Mu untuk kebaikan yang tidak disangka; dan aku berlindung dengan-Mu daripada bencana yang mengejut. (Sila rujuk Hadith Per. 31)

30. اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ، وَ أَناَ عَبْدُكَ، وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ.

30. Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau; Engkau ciptakan daku dan aku ini adalah hamba-Mu dan aku akan menuruti titah dan amanat-Mu sekuat tenagaku.

Dari Bukhari, diriwayatkan oleh Shaddad ibn Aws; Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sebaik-baiknya cara memohon ampunan dari Allah ialah: “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau; Engkau ciptakan daku dan aku ini adalah hamba-Mu dan aku akan menuruti titah dan amanat-Mu sekuat tenagaku tanpa soal. Aku berlindung dengan-Mu dari hal-hal buruk yang Engkau ciptakan, dan aku mengakui nikmat kurnia-Mu kepadaku, serta mengakui dosaku, maka ampunilah daku, kerana tak ada yang mampu mengampuni dosa itu selainkan Engkau.” Rasulullah s.a.w bersambung lagi... (Sila rujuk Hadith Per. 31 dibawah)

31. أَعُوْذُ بِـكَ مِنْ شَرِّ مـَا صَنَعْـتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِرْ لِيْ، فَاِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

31. Aku berlindung dengan-Mu dari hal-hal buruk yang Engkau ciptakan, dan aku mengakui nikmat kurnia-Mu kepadaku, serta mengakui dosaku, maka ampunilah daku, kerana tak ada yang mampu mengampuni dosa itu selainkan Engkau.

Dari Abu Dawud, diriwayatkan oleh Buraydah ibn Hasib; Rasullulah s.a.w. bersabda: Kalau sesipa katakan di waktu pagi dan petang,: “ Ya Allah! Engkaulah Tuhanku; tiada tuhan selain-Mu, Engkau Penciptaku, aku hamba-Mu, dan aku berpegang dengan tali yang kokoh yang tidak akan putus; Aku berlindung dari perkara buruk yang aku telah lakukan; aku mengakui nikmat-Mu serta dosaku; ampunilah aku sebab tiada yang mampu mengampuni selainkan Engkau.”, dan jika dia mati pada hari atau malam itu, dia akan masuk syurga.

32. اَللَّهُـمَّ أَنْتَ رَبِّيْ، لاَ اِلَهَ إلاَّ أَنْتَ، عَلَيْكَ تَوَكَّلْـتُ، وَأَنْتَ رَبُّ الْعَـرْشِ الْعَظِيْـمِ.

32. Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada tuhan selain Engkau, hanya kepada Engkau aku berserah diri, dan Engkaulah Tuhan yang mempunyai Keagungan.

Dari Bukhari, diriwayatkan oleh Abdullah ibn Abbas; Rasullulah s.a.w. apabila dimasa kesusahan berdoa dengan membaca: “Tiada yang berhak disembah melainkan Allah, Maha Sejahtera, Maha Kuasa. Tiada yang berhak disembah selain Allah, Tuhan senanjung syurga dan dunia, Raja Yang Agung.”

33. مَا شَاءَ اللهُ كَـانَ، وَمَا لَمْ يَشَأْ لَـمْ يَكُنْ، وَلاَ حَـوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

33. Apa yang dikehendaki Allah pasti akan terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi, Tiada daya dan tiada kekuatan tanpa pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (Rujuk Keterangan di Per: 54)

34. اَعْلَـمُ أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـرٌ، وَاَنَّ اللهَ قَدْ أَحَـاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًـا.

34. Aku mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya Allah tetap meliputi ilmu-Nya atas tiap-tiap sesuatu.

Surah 65: Al Talaq Ayat 12

35. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِـكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ كُـلِّ دَابَّـةٍ أَنْتَ آخِـذٌ بِنَا صِيَتِهاَ، إِنَّ رَبِيِّ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. *

35. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari kejahatan diriku sendiri, dan dari kejahatan segala yang melata yang ubun-ubunnya berada dalam genggaman-Mu, sesungguhnya Tuhanku selalu berada di atas jalan yang lurus.

36. يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ، وَمِنْ عَذَابِكَ أَسْتَجِيْرُ.

36. Ya Allah, Yang Hidup, Tuhan Yang Berdiri Sendiri, aku memohon pertolongan dengan kasih sayang-Mu, dan aku memohon perlindungan daripada siksa-Mu.

37. أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَي نَفْسِيْ وَلاَ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ طَرْفَةَ عَيْنٍ.

37. Berilah kepadaku kebaikan dalam semua permasaalahanku, janganlah Engkau menyerahkan daku kepada diriku sendiri, dan jangan juga kepada salah seorang pun daripada makhluk-Mu walau sekelip mata sekalipun.

38. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ.

38. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu daripada keluh kesah dan kesedihan, dan aku berlindung dengan-Mu daripada kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung dengan-Mu daripada bebanan hutang dan daripada paksaan manusia.

Dari Bukhari, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik; apabila Rasulullah s.a.w., berhenti untuk berehat; saya dengar baginda berdoa: “Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu daripada keluh kesah dan kesedihan, dan aku berlindung dengan-Mu daripada kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung dengan-Mu daripada bebanan hutang dan daripada paksaan manusia"

39. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ، فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ.

39. Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu kesejahteraan di dunia dan akhirat.

40. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَـافِيَةَ، وَالْمَعَافاَةَ الدَّائِمَةَ، فِي دِيْنِيْ وَدُنْياَيَ وَأَهْلِيْ وَماَلِيْ.

40. Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu pengampunan dan kesejahteraan serta perlindungan yang abadi dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku.

Dari Abu Dawud, diriwayatkan daripada Abdullah ibn Umar; Rasulullah s.a.w. selalu mengucapkan doa ini di waktu pagi dan petang: “Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu kesejahteraan di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu pengampunan dan kesejahteraan serta perlindungan yang abadi dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah segala ke’aibanku, dan amankanlah ketakutanku. Ya Allah, peliharalah daku dari malapetaka yang datang dari depanku dan dari belakangku, dan dari kananku dan dari kiriku, dan dari atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu agar jangan ditipu dari bawahku (tanpa disedari).)

41. اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ.

41. Ya Allah, tutupilah segala ke’aibanku, dan amankanlah ketakutanku. (Sila rujuk Hadith Per: 40)

42. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِيْ وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِماَلِيْ وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتاَلَ مِنْ تَحْتِيْ. *

42. Ya Allah, peliharalah daku dari malapetaka yang datang dari depan dan belakangku, dan dari kanan dan kiriku, dan dari atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu agar jangan ditipu dari bawahku (tanpa disedari). (Sila rujuk Hadith Per: 40)

43. اَللَّهُـمَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِـيْ، وَأَنْتَ تَهْدِيْنِـيْ، وَأَنْتَ تُطْعِمُنِـيْ وَأَنْتَ تَسْقِيْنِـيْ، وَأَنْتَ تُمِيْتُنِـي، وَأَنْتَ تُحْيِيْنِـيْ.

43. Ya Allah, Engkaulah yang menciptakan daku, memberikan petunjuk kepadaku, memberi makanan padaku, memberikan minuman kepadaku, mematikan daku, dan membangkitkan daku semula.

Dari Muslim, diriwayatkan oleh Miqdad, Rasulullah s.a.w bersabda, “Allah, memberiku makanan, memberiku minuman,” setelah baginda dapati susunya telah di minum oleh seorang.

44. أَصْبَحْناَ عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْراَهِيْمَ حَنِيْفاً مُسْلِماً، وَماَ كاَنَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. *

44. Kami berada pada pagi ini dengan fitrah beragama Islam, di atas kalimah ikhlas, dengan agama Nabi kami Muhammad s.a.w dan agama bapa kami Ibrahim a.s. yang lurus dan berserah diri (kepada Allah), dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lain.

“Hari ini Kami telah lengkapkan agamamu, dan penuhkan nikmat-Ku kepadamu, dan meredhai untukmu Islam sebagai agamamu. Surah 5: al-Ma’idah Ayat 3

45. اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ.

45. Ya Allah! sesungguhnya kami berada di waktu pagi bersama Engkau, demikian pula di waktu petang, dan di kala hidup dan di kala mati, dan hanya kepada-Mu lah tempat kebangkitan, kami berada di waktu pagi sedang kekuasaan tetap berada bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Dari AbuDawud, diriwayatkan oleh Abu Malik; Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apabila bangun pagi, bacalah: “Ya Allah, sesungguhnya kami berada di waktu pagi bersama Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan hari ini keterbukaannya, kemudahannya, cahayanya, keberkatanmya dan petunjuknya; dan perlindungan dari keaiban yang datang dengan nya dan sesudahnya.” Pada petang hari serupa juga.

46. اَللَّهُّمَ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيُوْمِ فَتْحَهُ وَنَصْرَهُ وَنُوْرَهُ وَبَرَكَتَهُ وَهُداَهُ

46. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan hari ini, pembukaannya, kemudahannya, cahayanya, berkatnya dan petunjuknya.

47. اَللَّهُمَّ إِنَّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذاَ الْيُوْمِ، وَخَيْرَ ماَ فِيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذاَ الْيُوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ.

47. Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan hari ini, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan aku berlindung kepada-Mu daripada keburukan hari ini dan keburukan apa yang terdapat didalamnya.

48. اَللَّهُمَّ ماَ أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَـدٍ مِنْ خَلْقِكَ، فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ عَلَى ذَلِكَ.

48. Ya Allah, nikmat yang aku terima di pagi ini, atau yang di terima oleh salah seorang dari hamba-Mu, maka sumbernya hanyalah Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu, bagi-Mu lah pujian dan kepada-Mu kami bersyukur atas semuanya itu.

Dari Abu Dawud, diriwayatkan oleh Abu Malik; “Seorang bertanya Rasulullah s.a.w.: ‘Berilah kami suatu ayat yang boleh kami ulangi tiap pagi, petang dan apabila kami bangun dari tidur.’ Baginda suruh kami berdoa: "Ya Allah! Yang Mencipta Syurga dan dunia, Yang Mengetahui semua yang zahir dan batin, Engkaulah Tuhan sekian makhluk; para malaikat saksikan bahwa tiada tuhan selain-Mu, kami berlindung dengan-Mu dari keburukan diri kami dan dari bisikan syaitan yang menyekutukan Mu.”

49. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِـهِ وَرِضَـى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِداَدَ كَلِمَاتِهِ. (ثلاثا)

49. Maha Suci Allah dan puji-pujian untukNya, sebanyak bilangan makhlukNya, sebanyak bilangan keridhaanNya, sebanyak timbangan ‘ArsyNya dan sebanyak tinta untuk menulis kalimatNya. (3X)

Diriwayatkan daripada Juwairiyah Ummil Mukminin r.a., bawahasanya Nabi s.a.w keluar dari rumahnya pada suatu pagi setelah habis sembahyang subuh sedang Juwairiyah masih di tempat sembahyangnya (berzikir), apabila beliau kembali ke rumah setelah menunaikan shalat Dhuha, beliau dapati Juwairiyah masih di tempat sembahyangnya lagi, lalu beliau bertanya: Apakah engkau masih lagi berkeadaan seperti aku tinggalkanmu tadi? Maka berkata Nabi s.a.w.: Bila aku meninggalkanmu tadi aku telah mengucapkan empat kalimah sebanyak 3 kali, jika ditimbang dengan apa yang engkau ucapkan sejak awal hari tadi niscaya ia lebih daripada apa yang engkau ucapkan, iaitu wirid yang disambung dengan”sebanyak bilangan ......”.

50. سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِـهِ وَرِضَـى نَفْسِـهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِداَدَ كَلِمَاتِهِ. (ثلاثا)

50. Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan puji-pujian untukNya, sebanyak bilangan makhlukNya, sebanyak bilangan keridhaan-Nya, sebanyak timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak bilangan kalimat-Nya. (3X)

51. سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي السَّمَـاءِ، سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا بَيْنَ ذَلِكَ، سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)

51. Maha suci Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya di langit, Maha suci Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya di bumi, Maha suci Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya di antara keduanya dan Maha suci Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya. (3X)

Diriwayatkan daripada Sa’ad bin Abu Waqqash r.a. bahawasanya dia bersama Rasulullah s.a.w. mendatangi seorang perempuan sedang pada kedua tangan perempuan itu ada biji (kurma) atau kerikil dihitungnya dalam tasbihnya, maka bersabda Rasulullah s.a.w.: Mahukah engkau aku memberitahumu sesuatu yang lebih mudah atau lebih utama buatmu? Lalu beliau menyambung dengan membaca wirid yang disambung seperti diatas ini

52. اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي السَّمَـاءِ، اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِكَ، اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)

52. Segala puji bagi Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya di langit, segala puji bagi Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya di bumi, segala puji bagi Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya di antara keduanya dan segala puji bagi Allah sebanyak bilangan ciptaan-Nya. (3X)

53. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي السَّمَـاءِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِـكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)

53. Tiada tuhan melainkan Allah, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di langit, tiada tuhan melainkan Allah, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di bumi, tiada tuhan melainkan Allah, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di antara keduanya, dan tiada tuhan melainkan Allah, sebanyak bilangan ciptaan-Nya. (3X)

54. اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي السَّمَـاءِ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِكَ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)

54. Allah Maha Besar, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di langit, Allah Maha Besar, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di bumi, Allah Maha Besar, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di antara keduanya, dan Allah Maha Besar, sebanyak bilangan ciptaan-Nya. (3X)

Dari Al-Muwatta, diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa yang membaca: “Tiada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu baginya, kepunyaan-Nya lah kerajaan, dan hanya bagi-Nya segala puji dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu” dalam sehari sebanyak seratus kali, nescaya dia mendapat pahala sebagaimana memerdekakan sepuluh orang hamba. Dia juga diampunkan seratus kejahatan, dibuat untuknya benteng sebagai pelindung dari syaitan pada hari tersebut hingga ke petang. Tidak diganjarkan kepada orang lain lebih baik daripadanya kecuali orang tersebut melakukan amalan lebih banyak daripadanya. Manakala mereka yang berkata: “Maha suci Allah dan segala puji hanya bagi Allah”, dalam sehari sebanyak seratus kali nescaya terhapuslah segala dosanya sekalipun dosanya itu banyak seperti buih di lautan .

(i) Al-Habib Abibakar Sakaran didalam Hizbnya telah mengatakan bahawa pengucapan, “Ya Allah, limpahkanlah kurnia dan kesejahteraan atas penghulu kami Nabi Muhammad dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya sekalian” ialah sebagai pintu menuju kepada Allah; dan kunci ke pintu itu ialah ucapan, “Tiada tuhan melainkan Allah”; dan pertahanannya ialah ucapan, “Tiada kekuatan atau kuasa melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung”

55. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَـا خَلَقَ فِي السَّمَاءِ

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَـا خَلَقَ فِي الأَرْضِ

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِـكَ

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ. (ثلاثا)

55. Tiada kekuatan atau kuasa melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di langit, tiada kekuatan atau kuasa melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di bumi, tiada kekuatan atau kuasa melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, sebanyak bilangan ciptaan-Nya di antara keduanya, dan tiada kekuatan atau kuasa melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, sebanyak bilangan ciptaan-Nya. (3X)

56. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الأُمِّي وَعَلَـى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمَ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي السَّمَاءِ،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الأُمِّي وَعَلَـى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمَ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي الأَرْضِ،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الأُمِّي وَعَلَـى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمَ عَدَدَ مَا بَيْـنَ ذَلِـكَ،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الأُمِّي وَعَلَـى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمَ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ.

56. Ya Allah, limpahkanlah kurnia dan kesejahteraan atas penghulu kami Nabi Muhammad yang Ummiy (buta huruf) dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya sebanyak bilangan ciptaan-Nya di langit, Ya Allah, limpahkanlah kurnia dan kesejahteraan atas penghulu kami Nabi Muhammad yang Ummiy dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya sebanyak bilangan ciptaan-Nya di bumi, Ya Allah, limpahkanlah kurnia dan kesejahteraan atas penghulu kami Nabi Muhammad yang Ummiy dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya sebanyak bilangan ciptaan-Nya di antara keduanya, Ya Allah, limpahkanlah kurnia dan kesejahteraan atas penghulu kami Nabi Muhammad yang Ummiy dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya sebanyak bilangan ciptaan-Nya.



57. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَـى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عَدَدَ كُلِّ ذَرَّةٍ أَلْفَ مَرَّةٍ. (ثلاثا)

57. Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya lah kerajaan, dan hanya bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, sebanyak bilangan zarah yang dicipta-Nya seribu kali. (3X)

58. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَـى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عَدَدَ ماَ هُوَ خَالِقٌ.

58. Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya lah Kerajaan, dan hanya bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya.

وَ فِي بَعْض النسخ زيادة واختـلاف في هذه التسبيحـات الأخيرة، فمن شاء فليعمل بها. فكلها واردة. اهـ.

وقد اختارها حفيد الْمؤلف الإمام علوي بن أَحْمد بن حسن الْحداد لأن الثابت في الأصل من هذه التسبيحات هو:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ (مائة مرة)، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ (مائة مرة)

سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَ اللهُ، وَ اللهُ أَكْبَرُ. (مائة مرة)

(وَيَزِيدُ صَبَاحًا) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـدَهُ لاَ شَرِيْـكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْـكُ وَلَهُ الْحَمْـدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. (مائة مرة)

فمن عمل بِها فهو الأكمل. اهـ



Nota:

Jika dibaca pada waktu petang gantikanlah perkataan-perkataan yang di garis bawah itu seperti berikut:

وَيَقُولُ فِي الْمَسَاء بَدَل " أَصْبَحْتُ " - " أَمْسَيْتُ "

Di ayat 22, 23, 44 dan 45: “Pagi” digantikan dengan “Petang”.

وَبَدَل " اَلْنُشُوْرِ " - " اَلْمَصِيْرِ "

Di ayat 45 “kebangkitan” digantikan dengan “kembali”.

وَبَدَل " الْيَوْمِ " - " اللَّيْلِ "

Dan di dalam ayat 46 dan 47: “hari” digantikan dengan “malam”.

إنتهى الورد اللطيف

Tamat Wirdul-Latif