Followers

Tuesday, March 7, 2017

HAKIKAT SABAR

Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.


~ Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan Sabar dalam Iman laksana Kepala bagi seluruh tubuh. Apabila Kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)


Pengertian Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada ALLAH, menahannya dari perbuatan maksiat kepada ALLAH, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir ALLAH….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Macam-Macam Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:

Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada ALLAH
Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan ALLAH
Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir ALLAH yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)


Sebab Meraih Kemuliaan

Di dalam Taisir Lathifil Mannaan Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan sebab-sebab untuk menggapai berbagai cita-cita yang tinggi. Beliau menyebutkan bahwa sebab terbesar untuk bisa meraih itu semua adalah iman dan amal shalih.

Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini.


Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman ALLAH ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

Yaitu mintalah pertolongan kepada ALLAH dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi yaitu surga.

ALLAH ta’ala berfirman kepada penduduk surga, “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24).


ALLAH juga berfirman, “Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.” (QS. Al Furqaan [25] : 75).


Selain itu ALLAH pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman ALLAH ta’ala, “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24) (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)

Sabar Dalam Ketaatan

Sabar Dalam Menuntut Ilmu

Syaikh Nu’man mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian , mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya".

Semoga ALLAH merahmati Yahya bin Abi Katsir yang pernah mengatakan, “Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam Muslim. Terkadang seseorang harus menerima gangguan dari orang-orang yang terdekat darinya, apalagi orang lain yang hubungannya jauh darinya, hanya karena kegiatannya menuntut ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan kecuali orang-orang yang mendapatkan anugerah ketegaran dari ALLAH.” (Taisirul wushul, hal. 12-13)

Sabar Dalam Mengamalkan Ilmu

Syaikh Nu’man mengatakan, “Dan orang yang ingin beramal dengan ilmunya juga harus bersabar dalam menghadapi gangguan yang ada di hadapannya. Apabila dia melaksanakan ibadah kepada ALLAH menuruti syari’at yang diajarkan Rasulullah niscaya akan ada ahlul bida’ wal ahwaa’ yang menghalangi di hadapannya, demikian pula orang-orang bodoh yang tidak kenal agama kecuali ajaran warisan nenek moyang mereka.

Sehingga gangguan berupa ucapan harus diterimanya, dan terkadang berbentuk gangguan fisik, bahkan terkadang dengan kedua-keduanya. Dan kita sekarang ini berada di zaman di mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api, maka cukuplah ALLAH sebagai penolong bagi kita, Dialah sebaik-baik penolong” (Taisirul wushul, hal. 13)


Sabar Dalam Berdakwah

Syaikh Nu’man mengatakan, “Begitu pula orang yang berdakwah mengajak kepada agama ALLAH harus bersabar menghadapi gangguan yang timbul karena sebab dakwahnya, karena di saat itu dia tengah menempati posisi sebagaimana para Rasul.


Waraqah bin Naufal mengatakan kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah ada seorang pun yang datang dengan membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa melainkan pasti akan disakiti orang.”

Sehingga jika dia mengajak kepada tauhid didapatinya para da’i pengajak kesyirikan tegak di hadapannya, begitu pula para pengikut dan orang-orang yang mengenyangkan perut mereka dengan cara itu. Sedangkan apabila dia mengajak kepada ajaran As Sunnah maka akan ditemuinya para pembela bid’ah dan hawa nafsu. Begitu pula jika dia memerangi kemaksiatan dan berbagai kemungkaran niscaya akan ditemuinya para pemuja syahwat, kefasikan dan dosa besar serta orang-orang yang turut bergabung dengan kelompok mereka.

Mereka semua akan berusaha menghalang-halangi dakwahnya karena dia telah menghalangi mereka dari kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan yang selama ini mereka tekuni.” (Taisirul wushul, hal. 13-14)

Sabar dan Kemenangan

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “ALLAH ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya, “Dan sungguh telah didustakan para Rasul sebelummu, maka mereka pun bersabar menghadapi pendustaan terhadap mereka dan mereka juga disakiti sampai tibalah pertolongan Kami.” (QS. Al An’aam [6]: 34).

Semakin besar gangguan yang diterima niscaya semakin dekat pula datangnya kemenangan. Dan bukanlah pertolongan/ kemenangan itu terbatas hanya pada saat seseorang (da’i) masih hidup saja sehingga dia bisa menyaksikan buah dakwahnya terwujud. Akan tetapi yang dimaksud pertolongan itu terkadang muncul di saat sesudah kematiannya. Yaitu ketika ALLAH menundukkan hati-hati umat manusia sehingga menerima dakwahnya serta berpegang teguh dengannya. Sesungguhnya hal itu termasuk pertolongan yang didapatkan oleh da’i ini meskipun dia sudah mati.

Maka wajib bagi para da’i untuk bersabar dalam melancarkan dakwahnya dan tetap konsisten dalam menjalankannya. Hendaknya dia bersabar dalam menjalani agama ALLAH yang sedang didakwahkannya dan juga hendaknya dia bersabar dalam menghadapi rintangan dan gangguan yang menghalangi dakwahnya. Lihatlah para Rasul shalawatullaahi wa salaamuhu ‘alaihim. Mereka juga disakiti dengan ucapan dan perbuatan sekaligus.

ALLAH ta’ala berfirman yang artinya, “Demikianlah, tidaklah ada seorang Rasul pun yang datang sebelum mereka melainkan mereka (kaumnya) mengatakan, ‘Dia adalah tukang sihir atau orang gila’.” (QS. Adz Dzariyaat [51]: 52).


Begitu juga ALLAH ‘azza wa jalla berfirman, “Dan demikianlah Kami menjadikan bagi setiap Nabi ada musuh yang berasal dari kalangan orang-orang pendosa.” (QS. Al Furqaan [25]: 31). Namun, hendaknya para da’i tabah dan bersabar dalam menghadapi itu semua…” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Sabar di atas Islam

Ingatlah bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu yang tetap berpegang teguh dengan Islam meskipun harus merasakan siksaan ditindih batu besar oleh majikannya di atas padang pasir yang panas (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122).


Ingatlah bagaimana siksaan tidak berperikemanusiaan yang dialami oleh Ammar bin Yasir dan keluarganya. Ibunya Sumayyah disiksa dengan cara yang sangat keji sehingga mati sebagai muslimah pertama yang syahid di jalan ALLAH. (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122-123)

Lihatlah keteguhan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu yang dipaksa oleh ibunya untuk meninggalkan Islam sampai-sampai ibunya bersumpah mogok makan dan minum bahkan tidak mau mengajaknya bicara sampai mati. Namun dengan tegas Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan, “Wahai Ibu, demi ALLAH, andaikata ibu memiliki seratus nyawa kemudian satu persatu keluar, sedetikpun ananda tidak akan meninggalkan agama ini…” (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 133) Inilah akidah, inilah kekuatan iman, yang sanggup bertahan dan kokoh menjulang walaupun diterpa oleh berbagai badai dan topan kehidupan.

Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya cobaan yang menimpa kita pada hari ini, baik yang berupa kehilangan harta, kehilangan jiwa dari saudara yang tercinta, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan bahan makanan, itu semua jauh lebih ringan daripada cobaan yang dialami oleh salafush shalih dan para ulama pembela dakwah tauhid di masa silam.

Mereka disakiti, diperangi, didustakan, dituduh yang bukan-bukan, bahkan ada juga yang dikucilkan. Ada yang tertimpa kemiskinan harta, bahkan ada juga yang sampai meninggal di dalam penjara, namun sama sekali itu semua tidaklah menggoyahkan pilar keimanan mereka.

Ingatlah firman ALLAH ta’ala yang artinya, “Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 102).

Ingatlah juga janji ALLAH yang artinya, “Barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH niscaya akan ALLAH berikan jalan keluar dan ALLAH akan berikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3).

Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan.” (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah Salafiyah, hal. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak ‘ala Shahihain, III/624). (Syarh Arba’in Ibnu ‘Utsaimin, hal. 200)

Sabar Menjauhi Maksiat

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Bersabar menahan diri dari kemaksiatan kepada ALLAH, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya.


~ Dan tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur’an.

Di antara mereka ada yang ditenggelamkan oleh ALLAH ke dalam lautan, ada pula yang binasa karena disambar petir, ada pula yang dimusnahkan dengan suara yang mengguntur, dan ada juga di antara mereka yang dibenamkan oleh ALLAH ke dalam perut bumi, dan ada juga di antara mereka yang di rubah bentuk fisiknya (dikutuk).”

Pentahqiq kitab tersebut memberikan catatan, “Syaikh memberikan isyarat terhadap sebuah ayat, “Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan ALLAH sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 40).

“Bukankah itu semua terjadi hanya karena satu sebab saja yaitu maksiat kepada ALLAH tabaaraka wa ta’ala. Karena hak ALLAH adalah untuk ditaati tidak boleh didurhakai, maka kemaksiatan kepada ALLAH merupakan kejahatan yang sangat mungkar yang akan menimbulkan kemurkaan, kemarahan serta mengakibatkan turunnya siksa-Nya yang sangat pedih. Jadi, salah satu macam kesabaran adalah bersabar untuk menahan diri dari perbuatan maksiat kepada ALLAH. Janganlah mendekatinya.

Dan apabila seseorang sudah terlanjur terjatuh di dalamnya hendaklah dia segera bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang sebenar-benarnya, meminta ampunan dan menyesalinya di hadapan ALLAH. Dan hendaknya dia mengikuti kejelekan-kejelekan nya dengan berbuat kebaikan-kebaikan. Sebagaimana difirmankan ALLAH ‘azza wa jalla, “Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan kejelekan-kejelekan .” (QS. Huud [11] : 114).


Dan juga sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad, dll, dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043)…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)

Sabar Menerima Takdir

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adalah Bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan ALLAH serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba- Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan ALLAH lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan ALLAH di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)

Sabar dan Tauhid

Syaikh Al Imam Al Mujaddid Al Mushlih Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu ta’ala membuat sebuah bab di dalam Kitab Tauhid beliau yang berjudul, “Bab Minal iman billah, ash-shabru ‘ala aqdarillah” (Bab Bersabar dalam menghadapi takdir ALLAH termasuk cabang keimanan kepada ALLAH)

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullahu ta’ala mengatakan dalam penjelasannya tentang bab yang sangat berfaedah ini, “Sabar tergolong perkara yang menempati kedudukan agung (di dalam agama). Ia termasuk salah satu bagian ibadah yang sangat mulia. Ia menempati relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan tindakan anggota badan. Sedangkan hakikat penghambaan yang sejati tidak akan terealisasi tanpa kesabaran.

Hal ini dikarenakan ibadah merupakan perintah syari’at (untuk mengerjakan sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak mengerjakan sesuatu), atau bisa juga berupa ujian dalam bentuk musibah yang ditimpakan ALLAH kepada seorang hamba supaya dia mau bersabar ketika menghadapinya.

Hakikat penghambaan adalah tunduk melaksanakan perintah syari’at serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh ALLAH jalla wa ‘ala untuk menempa hamba-hamba- Nya. Dengan demikian ujian itu bisa melalui sarana ajaran agama dan melalui sarana keputusan takdir.

Adapun ujian dengan dibebani ajaran-ajaran agama adalah sebagaimana tercermin dalam firman ALLAH jalla wa ‘ala kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits qudsi riwayat Muslim dari ‘Iyaadh bin Hamaar. Dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “ALLAH ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya AKU mengutusmu dalam rangka menguji dirimu. Dan AKU menguji (manusia) dengan dirimu’.”

Maka hakikat pengutusan Nabi ‘alaihish shalaatu was salaam adalah menjadi ujian. Sedangkan adanya ujian jelas membutuhkan sikap sabar dalam menghadapinya. Ujian yang ada dengan diutusnya beliau sebagai rasul ialah dengan bentuk perintah dan larangan.

Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal kesabaran. Begitu pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang menyakitkan) tentu juga diperlukan bekal kesabaran. Oleh sebab itulah sebagian ulama mengatakan, “Sesungguhnya sabar terbagi tiga; sabar dalam berbuat taat, sabar dalam menahan diri dari maksiat dan sabar tatkala menerima takdir ALLAH yang terasa menyakitkan.”

Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang sanggup bersabar tatkala tertimpa musibah maka Syaikh pun membuat sebuah bab tersendiri, semoga ALLAH merahmati beliau. Hal itu beliau lakukan dalam rangka menjelaskan bahwasanya sabar termasuk bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan takdir ALLAH.

Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar itulah yang banyak muncul dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Dengan alasan itulah beliau membuat bab ini, untuk menerangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan tatkala tertimpa takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu beliau juga ingin memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.

Secara bahasa sabar artinya tertahan. Orang Arab mengatakan, “Qutila fulan shabran” (artinya si polan dibunuh dalam keadaan “shabr”) yaitu tatkala dia berada dalam tahanan atau sedang diikat lalu dibunuh, tanpa ada perlawanan atau peperangan. Dan demikianlah inti makna kesabaran yang dipakai dalam pengertian syar’i.

Ia disebut sebagai sabar karena di dalamnya terkandung penahanan lisan untuk tidak berkeluh kesah, menahan hati untuk tidak merasa marah dan menahan anggota badan untuk tidak mengekspresikan kemarahan dalam bentuk menampar-nampar pipi, merobek-robek kain dan semacamnya. Maka menurut istilah syari’at sabar artinya: Menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari marah dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan dengan cara merobek-robek sesuatu dan tindakan lain semacamnya.

Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Di dalam al-Qur’an kata sabar disebutkan dalam 90 tempat lebih. Sabar adalah bagian iman, sebagaimana kedudukan kepala bagi jasad. Sebab orang yang tidak punya kesabaran dalam menjalankan ketaatan, tidak punya kesabaran untuk menjauhi maksiat serta tidak sabar tatkala tertimpa takdir yang menyakitkan maka dia kehilangan banyak sekali bagian keimanan”

Perkataan beliau “Bab Minal imaan, ash shabru ‘ala aqdaarillah” artinya: salah satu ciri karakteristik iman kepada ALLAH adalah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir ALLAH. Keimanan itu mempunyai cabang-cabang. Sebagaimana kekufuran juga bercabang-cabang.

Maka dengan perkataan “Minal imaan ash shabru” beliau ingin memberikan penegasan bahwa sabar termasuk salah satu cabang keimanan. Beliau juga memberikan penegasan melalui sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang menunjukkan bahwa niyaahah (meratapi mayit) itu juga termasuk salah satu cabang kekufuran. Sehingga setiap cabang kekafiran itu harus dihadapi dengan cabang keimanan. Meratapi mayit adalah sebuah cabang kekafiran maka dia harus dihadapi dengan sebuah cabang keimanan yaitu bersabar terhadap takdir Allah yang terasa menyakitkan” (At Tamhiid, hal.389-391)


Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

MENANGISLAH SEPUAS HATI.

Oleh: seorang kawan yang memahami

Ketika kanak-kanak,
menangis ku kerana haus dan lapar..
menangis ku kerana inginkan belaian hangat ibu di tubuhku,
menangis ku kerana inginkan barang permainan,
menangis ku kerana inginkan perhatian dari ayah dan ibu setiap masa.

Ketika usiaku menjangkau awal remaja,
menangis ku kerana rakan-rakanku,
menangis ku kerana gelojak rasa sayang terhadap kaum yang bertentangan dengan jantinaku,
menangis ku kerana aku gagal dalam bercinta,
menangis ku kerana aku gagal atau cemerlang dalam peperiksaan,
menangis ku juga kerana ada ketika aku berjaya menarik perhatian gadis dan jejaka,
menangis ku kerana kesepian tanpa rasa rindu dan cinta pada hamba ciptaanNya.

Ketika usiaku menginjak dewasa,
aku mungkin menangis kerana susahnya menempuh alam pekerjaan,menuntut seluruh kosentrasiku, memerah keringatku,
menangis aku kerana anak-anak ku,
menangis ku kerana isteri atau suamiku,
menangis aku kerana tidak punya kereta besar atau rumah yang sempurna,
menangis ku kerana tidak mampu memberi kesenangan harta benda kepada keluargaku.

Ketika usiaku berada di penghujung..
aku menangis kerana gagal memberi kesenangan kepada keluargaku,
menangis aku kerana kesihatanku yang sudah mula merosot,
menangis aku kerana anak-anakku pergi meninggalkan aku berkhidmad utk keluarganya,
menangis aku kerana jarum silih berganti menusuk kulitku,
menangis aku kerana aku bakal meninggalkan dunia,sedangkan aku masih belum MENANGIS KERANA AKU LALAI PADA PERINTAHNYA! !

mungkin kita tergolong dalam salah satu rentetan usia tersebut.. kita sentiasa menangis untuk perkara2 remeh meliputi hal2 duniawi..tapi kita selalu alpa untuk menangis atas kejahilan kita mengenal YANG MAHA ESA,kita sibuk mengumpul ilmu serta harta dunia,sehingga kita lupa utk menangis atas kurangnya harta serta saham utk alam abadi kelak,kita menangis kerana hilangnya cinta pada kekasih,isteri atau suami serta anak2,tetapi kita alpa untuk menangis atas KEHILANGAN NIKMAT IMAN SERTA KASIH ALLAH KEPADA KITA.Kita menangis kerana kecacatan fizikal yang diberi Ilahi,namun kita gagal untuk menangis tanda syukur atas nikmat lain yang diberi tanpa meminta secebis balasan sekalipun..

renung-renungkanlah ..saya mengingatkan diri saya yang selalu lupa untuk MENANGIS keranaNya..sebagai panduan kita bersama..

HOLIDAY DI COLMAR TROPICALE, A French-themed ResortBUKIT TINGGI














How to get there

Berjaya Hills is the perfect escapade with genuinely themed attractions set in 150-million-year-old tropical rainforests. IT is a mere 45-minute drive from Kuala Lumpur and is 10km off the East-West Karak Highway where the experience of the journey is effortless and refreshing. The journey for guests travelling from the Kuala Lumpur International Airport (KLIA) to the resort is approximately 1 hour and 45 minutes.

This 16,000 acres Berjaya Hills is home to a smorgasbord of world wide themed areas, compirising of Berjaya Hills Golf & Country Club s, Colmar Tropicale - A French-themed Resort, The Chateau Spa Resort and Meranti Park Suites to suit your interests and desires.

Unsurpassed hospitality synonymous with the resort together with the various vibrant attractions make Berjaya Hills a home away from home.

BY ROAD (VIA KARAK HIGHWAY)

Kuala Lumpur - Berjaya Hills approximately 40 minutes
Genting Highlands - Berjaya Hills approximately 40 minutes
Taman Negara - Berjaya Hills approximately 3 hours
Kuantan - Berjaya Hills approximately 2 hrs 30 minutes
KLIA - Berjaya Hills approximately 1 hr 45 min


Entrance fee of RM10 nett per adult and/or RM8 nett per child (4-12 years old) is chargeable to Colmar Tropicale, Japanese Village and Botanical Garden.

Entrance fee of RM3 nett per adult and/or RM3 nett per child (4-12 years old) is chargeable to Rabbit Park ~Copyright © 2006 Berjaya Hotels  Resorts ~

Bercuti di Colmar Tropicale adalah satu percutian yang menyeronokkan dan sukar dilupakan. Ni dah tolong wat promosi niiii.... kalau dapat free menginap kat sini untuk 3 hari bagus jugak......hi hi hi hi

Wednesday, July 22, 2015

PSIKOMETRIK REMAJA


SATU TINJAUAN TERHADAP PERSONALITI PELAJAR PEREMPUAN DI SEBUAH SEKOLAH MENENGAH DI MELAKA.
Oleh: MEK bERIS aka Pn Juariah Hj Yunus

Pengenalan
Dalam ucapan Y.B. Dato' Chua Jui Meng, Menteri Kesihatan Malaysia Di Pelancaran Dasar Kesihatan Remaja menjelaskan bahawa menjelang tahun 2001, golongan remaja di dunia dijangkakan mencecah sejumlah 2 ribu juta orang. Walaupun secara umumnya peratus jumlah penduduk berusia kurang dari 20 tahun berkurangan dari 40 peratus kepada 32 peratus pada tahun 2025, tetapi jumlah golongan ini dijangkakan akan bertambah sebanyak 252 juta dan 85 peratus dari golongan tersebut berada di dalam negara yang sedang membangun. Adalah dijangkakan di antara tahun 1970 hingga 2025, populasi remaja di kawasan bandar akan meningkat sebanyak 600 peratus.
Pada tahun 1992 hingga 1996, remaja membentuk sejumlah 20.9 peratus dari penduduk Malaysia atau sejumlah 4 juta. Peratusan golongan remaja dijangkakan akan berkurangan kepada 19.7 peratus menjelang tahun 2005. Bagaimanapun dari segi jumlah, golongan remaja akan bertambah dari sekitar 4 juta pada tahun 1993 kepada 5 juta menjelang tahun 2005. Dari jumlah ini 10 peratus berada di dalam lingkungan umur 10 hingga 14 tahun manakala 9.9 peratus lagi berusia di antara 15 hingga 19 tahun.
Dalam keadaan yang sedemikian, bidang pendidikan semakin mencabar terutama sekali bila berdepan dengan golongan remaja ini. Zaman remaja merupakan satu tempoh yang penting bagi setiap individu kerana merupakan tempoh seseorang menyediakan dirinya bagi menempoh alam dewasa. Peringkat remaja bermula dalam lingkungan 12 tahun dan berakhir apabila pertumbuhan fizikal sudah berhenti iaitu pada umur 20 tahun.( Azizi ,Jaafar,Shahrin, Yusof. 2005)  
Zaman ini boleh diibaratkan sebagai sebuah jambatan antara dua zaman iaitu zaman kanak-kanak menuju ke zaman dewasa. Pada peringkat ini berlakulah perubahan tertentu yang menandakan seseorang itu bukan lagi kanak-kanak tetapi sudah menjadi remaja. Perubahan yang dimaksudkan meliputi perubahan dari segi biologi, sosial ,emosi dan moral. Perubahan sedemikian menuntut seseorang yang mengalaminya membuat penyesuaian. Bagi sesetengah remaja, mereka dapat membuat penyesuaian dengan perubahan yang berlaku, tetapi tidak pula bagi sesetengah yang lain. Justeru sokongan dan bimbingan daripada orang di sekeliling terutamanya ibu bapa dan guru-guru adalah sangat penting. Apabila orang dewasa memahami dan bertoleransi dengan anak remaja, selagi mereka tidak melanggar norma masyarakat dan ajaran agama, remaja akan dapat melalui zaman yang sering dikaitkan dengan tempoh yang penuh dengan tekanan ini dengan lebih bermakna.( Melati Bt Sumari. 2000)
Permasalahan kajian.
Sejak dahulu, masalah disiplin dan masalah akademik adalah perkara biasa di peringkat sekolah. Ini adalah kerana pelajar-pelajar terdiri daripada latarbelakang yang berbeza. Mereka adalah merupakan individu yang berbeza dari segi kognitif, emosi, fizikal, moral, minat, tingkah laku, personaliti, sosial, bakat dan lain-lain aspek yang mungkin terdapat di kalangan mereka walau pun mereka ditempatkan di dalam satu kelas yang sama. Oleh hal yang demikian, tahap pembelajaran mereka juga berbeza.
Guru-guru harus menyedari tentang kepelbagaian tingkahlaku mereka ini agar menyenangkan guru-guru mempelbagaikan kaedah pengajaran dan pembelajaran mengikut tingkah laku dan personaliti mereka. Ini kerana di dalam sebuah kelas yang mengandungi ramai pelajar, perbezaan-perbezaan ini sememangnya tidak dapat diberi perhatian dan dilayani oleh guru secara penuhnya.tambahan pula untuk menghabiskan sukatan pelajaran yang begitu berat, guru terpaksa menggunakan kaedah seluruh kelas sebagai aktiviti pengajaran mereka. Guru-guru yang tidak memahami personaliti pelajarnya akan mengalami tekanan dalam menangani tingkah laku mereka. Yang   menjadi  lebih malang lagi ialah pelajar-pelajar yang mempunyai personaliti yang rendah akan menimbulkan banyak masalah dan mengganggu proses pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah.
Dalam mengenalpasti personaliti pelajar ini, kebiasaannya dijalankan oleh guru yang dilantik sebagai kaunselor sekolah.  Walau bagaimanapun guru-guru matapelajaran harus mengambil peranan ini dalam menolong pelajar membentuk konsep kendiri yang positif dan mengubah tingkah laku bermasalah pelajar kepada tingkah laku yang diingini. Di samping itu aspek yang penting ialah menolong pelajar memahami dan membentuk  nilai, sikap dan tingkahlaku yang sesuai dengan budaya sekolah dan norma masyarakat dan seterunya  menolong pelajar memahami kekuatan dan kelemahannya agar mereka dapat menyesuaikan diri mengikut kebolehannya serta dapat memilih dan merancang untuk masa depannya. ( Mok Soon Sang, 2003)
Menurut Lickona(1993) terdapat tiga sebab mengapa pembentukan tingkahlaku menjadi semakin popular:-
  1. pendidikan tingkahlaku di rumah rendah
  2. tingkahlaku remaja yang semakin membimbangkan
  3. kesedaran terhadap nilai-nilai seperti tanggungjawab, hormat menghormati, percaya mempercayai, adil, penyayang dan nilai-nilai sivik semakin tinggi. 
Lemming berpendapat  bahawa pendidikan tingkah laku ini seharusnya ditekankan di dalam budaya seharian di sekolah bukan di dalam sukatan kurikulum. Beliau berpendapat bahawa tingkahlaku dibangunkan di dalam jaringan sosial atau persekitaran. 
Objektif kajian.

Kajian ini dijalankan adalah bertujuan untuk:
i.                     Melihat dan mengenalpasti personaliti   pelajar  tingkatan 5
ii.                   Melihat perbezaan  personaliti  pelajar  mengikut  kelas
iii.                  Melihat  hubungan di antara pencapaian akademik pelajar dengan personaliti yang dimiliki oleh pelajar tersebut.
 Soalan kajian
Berpandukan kepada objektif tersebut, kajian ini akan menjawap persoalan seperti berikut:
i.                     Apakah personaliti yang dimiliki oleh pelajar tingkatan 5?
ii.                   Adakah perbezaan kecenderongan personaliti pelajar mengikut kelas?
iii.                  Adakah terdapat hubungan di antara personaliti pelajar dengan pencapaian akademik mereka?
 Kepentingan kajian.
Hasil kajian ini penting kepada beberapa pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan pengurusan dan pembangunan diri pelajar . Kajian ini boleh dijadikan input kepada guru-guru untuk menilai dan mengenalpasti personaliti pelajar dan kesedaran ini diharapkan akan mendorong kepada pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran secara lebih berkesan dan seterusnya meningkatkan pencapaian akademik pelajar  dengan lebih cemerlang.
 Batasan kajian
 Kajian ini dijalankan di sebuah sekolah yang terletak di Melaka. Sekolah yang dipilih merupakan sekolah menengah gred A.  Kajian  ini melibatkan 42 orang pelajar perempuan Tingkatan Lima.
 Kajian ini hanya dibataskan kepada soalan  kajian iaitu melihat kecenderongan personaliti pelajar Tingkatan Lima, perbezaan di antara kecenderongan personaliti mengikut kelas dan melihat hubungan di antara personaliti pelajar dengan pencapaian akademik mereka.
 Kajian Literatur.
Mengikut satu bancian terbaru, 20% daripada penduduk dunia terdiri daripada golongan remaja (Utusan Malaysia, 7 November 1997). Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) memberikan definisi golongan remaja sebagai "mereka yang berada dalam lingkungan usia 10 hingga 19 tahun". Di dalam lingkungan usia yang dinyatakan ini sepatutnya ialah satu peringkat umur di mana mereka berada di bangku sekolah untuk menimba ilmu pengetahuan.
Laporan terbaru mengenai nisbah bilangan penduduk berbanding umur oleh Jabatan Perangkaan Malaysia menunjukkan jumlah golongan yang berumur antara 1 hingga 19 mencapai 44.13% iaitu 10 juta daripada keseluruhan populasi negara. Daripada jumlah ini, peringkat umur mereka yang berada di antara 1 – 9 tahun adalah terdiri daripada 22.99% manakala untuk peringkat umur di antara 10 - 19 tahun (remaja) mencapai 21.14% (Nanyang Siang Pau, 2 Ogos 1998). Struktur sosial masyarakat di Malaysia kini adalah lebih tertumpu kepada golongan muda atau lebih tepat lagi golongan remaja. Golongan ini bergantung kepada keluarga dan sekolah atas pemberian perlindungan dan juga pendidikan supaya mereka mampu berdikari dan seterusnya dapat menyumbangkan tenaga kepada negara apabila dewasa kelak. Tahap pencapaian pendidikan mereka ini akan mencorakkan keadaan sosial sesebuah negara.
            Kualiti keperibadian dan kemahiran sosial yang remaja miliki merupakan dua perkara penting dalam penerimaan dari segi sosial ( Meyers & Nelson, 1986) Kajian yang dijalankan oleh East Lerner, Lerner, Soni, Ohannessian & Jacobson (1992) menunjukkan semakin bertambah usia remaja, semakin bertambah penekanan kepada populariti yang berdasarkan kualiti keperibadian berbanding dengan faktor lain seperti tarikan fizikal. Antara kualiti yang disukai yang membolehkan remaja diterima dan popular di kalangan rakan sebaya ialah sikap memahami, baik hati, simpati, bekerjasama, jujur, optimis, bertanggungjawab dan berminat menyertai aktiviti bersama rakan mereka.
Malm dan Jamison (1952) menggariskan beberapa ciri remaja yang memperolehi kematangan emosi iaitu yakin pada diri sendiri, sabar, menyayangi orang lain dan mencapai kebebasan kebergantungan emosi. Kematangan ini tidak akan dapat dicapai sepenuhnya andai tiada bimbingan dan sokongan orang dewasa. Bimbingan dan sokongan terutama dari guru memainkan peranan penting dalam membantu remaja berkembang.
Ada banyak faktor yang menentukan pencapaian akademik seseorang pelajar. Antara faktor-faktor itu ialah faktor kecerdasan, kualiti pengajaran, kedudukan sosio – ekonomi , kecukupan kelengkapan dan kemudahan belajar, motivasi pelajar, sikap dan tabiat belajar  dan keadaan persekitaran. Faktor kecerdasan memang penting. Pelajar-pelajar yang mempunyai kecerdasan yang tinggi akan  lebih cepat dan lebih mudah menguasai bahan-bahan dan perkara-perkara  yang diperolehi.( Suradi Salim, 1987) 
 Mohyani Razikin (1976) menyatakan bahawa 47% daripada varian pencapaian akademik pelajar sekolah menengah di Malaysia dipengaruhi oleh faktor-faktor sekolah, sifat-sifat pelajar, latar belakang keluarga dan aktiviti ko-kurikulum. Fitt (1957) pula menyatakan bahawa pelajar-pelajar yang pencapaian tinggi lebih bertanggungjawab dan lebih menyukai sekolah berbanding dengan mereka yang berpencapaian rendah dan terdapat hubungan yang positif antara sikap pelajar dengan pencapaian akademik.Pelajar-pelajar berpencapaian tinggi menyukai semua matapelajaran dan aktiviti ko-kurikulum, memberi perhatian kepada pembelajaran dan mempercayai bahawa cita-cita mereka hanya dapat dicapai melalui sekolah.(Maniam,1992)( dalam Abdul Razak Habib dan Rashidi Azizan 1996).
 Metodologi  Kajian
 Reka bentuk kajian.
Kajian ini adalah merupakan kajian kuantitatif.  Kajian ini hanya melibatkan sampel yang kecil. Pemerolehan datadilakukan secara teknik soal selidik. Kaedah ini sangat praktikal digunakan untuk mendapatkan maklumat yang tepat.( Mohd Majid Konting, 1990) Reka bentuk kajian ini memberi panduan kepada pengkaji untuk mengumpul, menganalisis dan menginterpretasi data.
 Persampelan.
Persampelan kajian melibatkan 42 orang pelajar perempuan tingkatan lima di sekolah menengah harian gred A dari  dua kelas yang sama aliran iaitu dengan mengambil pakej pengajian Islam/moral, Bahasa Melayu, Bahasa Inggeris, Matematik, Matematik Tambahan, Fizik, Kimia, Biologi, EST dan Sejarah . pemilihan kelas berdasarkan kepada keputusan PMR 2003 di mana untuk kelas 4 ST 1/5ST 1 pelajar mestilah mendapat 8A/7A, A dalam  Matematik dan Sains . sementara bagi kelas 4ST 2/5ST 2 pula ialah pelajar mestilah mendapat 7A/6A dalam PMR, sekurang-kurangnya B dalam Matematik dan Sains .Seramai 21 sampel diambil bagi setiap kelas. Ini kerana seramai 6 orang pelajar telah tidak hadir ke sekolah iaitu empat orang dari tingkatan 5ST1 sementara 2 orang dari 5ST2. Pemilihan sampel dari sekolah ini kerana ia  merupakan sekolah kawalan dan memandangkan kepada pencapaian pelajar yang baik.( lihat jadual 1). Dijangkakan responden yang dipilih akan memenuhi tujuan kajian.

Jadual 1  Keputusan Akhir Tahun 2004 – 4STI dan 4 ST2
TING/GRED
0A
1A
2A
3A
4A
5A
6A
7A
8A
9A
JUMLAH
4   ST 1
0
1
5
3
5
4
1
3
3
0
25
4  ST2
1
1
2
5
5
5
1
3
0
0
23


Instrumen
Pengkaji menggunakan instrumen yang telah dibina oleh Sidek et.al (1997) semasa pengendalian kursus Penilaian Dalam Kaunseling untuk pelajar Bacelor Pendidikan ( Bimbingan dan Kaunseling) di Uninversiti Putra Malaysia Terengganu. Alat ukuran ini yang dikenali sebagai inventori Personaliti Warna (IPW) ini mengandungi 100 item yang mempunyai format jawapan ‘ya’ atau ‘tidak’. Respond individu kepada item-item yang terkandung dalam alat ukuran ini dikatakan dapat menerangkan cirri-ciri personaliti individu.
Inventori Personaliti Warna adalah satu alat ukuran yang dibina bertujuan untuk mengukur atau mengenalpasti ciri-ciri personaliti berasaskan personaliti warna iaitu Emas, Hijau, Biru dan Jingga. Pentadbirannya memakan masa selama 30 minit.
Umumnya setiap individu mempunyai keempat-empat jenis personaliti  dominant individu. Pentafsiran skor yang diperolehi berhubung dengan trait-trait berkenaan adalah seperti berikut:
1.  EMAS -GOLD
Ciri-ciri umum
Bersikap keibubapaan, mengikut adapt resam, bertanggungjawab, praktis, waras fikiran, boleh dipercayai, setia, traditional atau konservatif, hidup bersistem dan berperaturan serta menaruh perhatian. Kata kunci utama ialah peraturan dan saya bertanggungjawab.
Ciri-ciri diri saya
  • Saya perlu mengikut peraturan dan menghormati pihak berkuasa.
  • Sangat bertanggungjawab
  • Saya taat,boleh diharap dan sentiasa bersedia
  • Saya tahu apa yang baik dan buruk dalam keidupan
  • Saya seorang peneliti dan bersifat wajar
  • Saya menghormati masa
  • Mahu dianggap sebagai seorang yang berguna
  • Selain setia, saya juga stabil, ada peraturan dan sistematik
  • Saya menghargai hidup berkeluarga, tradisi dan rumahtangga
  • Selalu mengambil tahu tentang sesuatu
  • Memberi perhatian,bersifat konkrit
  • Bersifat keibubapaan
  • Secara semulajadi saya suka mengekalkan atau memelihara sesuatu resam
  • Saya adalah seorang yang suka menolong.
Ciri-ciri saya di tempat kerja
  • Saya menjaga kestabilan dan menyusunatur atau mengorganisasikan tempat kerja
  • Berkebolehan untuk mengendalikan urusan yang perlu perincian
  • Sanggup bekerja keras membuatkan saya dianggap sebagai tulang belakang organisasi
  • Saya percaya bahawa kita mesti bekerja dahulu barulah main, walaupun terpaksa bekerja lebih masa untuk menyelesaikan kerja itu.
  • Kerja mengikut peraturan, bekerjasama dan mengikut kebiasaan.

Ciri-ciri saya semasa kanak-kanak
·        Saya sentiasa mahu mengikut undang-undang dan peaturan sekolah
·        Saya memahami dan menghormati pihak berkuasa
·        Rasa selesa dengan rutin pelajaran
·        Saya rasa dapat menyesuaikan diri dengan mudah dalam system sekolah.

2.  HIJAU – GREEN
 Ciri-ciri umum
Cenderung dan cekap dalam berbagai lapangan,cenderung merekacipta, cekap dalam menjalankan tugas dengan sempurna, bersifat ingin mengetahui, memahami konsep, berpengetahuan luas, berdasarkan teori, bijak dan mahir, panjang akal,kompleks, tenang dan sabar, berfalsafah, berprinsip dan berasaskan logik.  Kata kunci utama ialah mempunyai perasaan ingin tahu yang tinggi.
 Ciri-ciri diri saya
·        Saya cenderung dan cekap dalam pelbagai lapangan
·        Saya cenderung untuk merekacipta sesuatu yang baru
·        Cekap dan berkebolehan menjalankan tugas dengan sempurna
·        Bersifat ingin mengetahui, berminat tentang konsep, gagasan, tanggapan dan idea.
·        Mempunyai pengetahuan yang luas berdasarkan teori, inventif, bijak, mahir dan panjang akal
·        Mempunyai sikap yang tenang dan sabar, berprinsip dan jujur
·        Mempunyai falsafah dan memerlukan penjelasan dan jawapan
·        Saya mempunyai ciri-ciri analitikal ,investigative dan hipotetikal
Ciri-ciri saya di tempat kerja
  • Saya seorang pemikir konsep yang bebas
  • Bagi saya kerja itu adalah suatu permainan
  • Sering menghadapi cabaran tugas dengan tenang
  • Suka merekacipta model, meneroka idea, atau membina sistem bagi memenuhi keinginan untuk menonjolkan pembaharuan.
  • Apabila saya telah menyempurnakan sesuatu idea, saya suka beralih ke projek lain dan membiarkan orang lain menjaga dan mengendali projek yang lama.
 Ciri-ciri saya semasa kanak-kanak
  • Saya seperti lebih tua dari umur saya daripada segi pemikiran
  • Focus saya ialah kepada perkara yang paling saya minati, iaitu mendapat pencapaian yang tinggi dalam subjek yang merangsang mental saya.
  • Saya tidak sabar dengan kaedah latih-tubi atau rutin. Saya mungkin menyoal guru atau orang lain.
  • Saya fikir adalah perlu untuk menghormati guru sebelum saya boleh belajar daripada mereka.
 3.  BIRU –BLUE
 Ciri-ciri umum
Bersifat tulin, perhubungan mesra, mengasihani, bersimpati, unik, berkebolehan mengalami perasaan dan fikiran orang lain, penyayang dan setia, mesra, berseni, orang yang memberi inspirasi, riang, gembira, penuh kasih sayang, bersemangat dan mempunyai perasaan simpati. Kata kunci utama ialah romantis dan sukakan keharmonian.
 Ciri-ciri diri saya
  • Saya mahu merasa unik dan seorang yang tulin
  • Saya seorang yang mudah brsimpati, berperibadi, dan selalu mencari makna dalam kehidupan
  • Saya inginkan perhubungan yang mesra dan mengasihani
  • Ada kebolehan untuk menyelami perasaan dan pemikiran orang lain
  • Bersedia dan sanggup memberi penjelasan untuk memberikan penerangan.
  • Mesra, taat, menyayangi dan baik hati
  • Mudah terasa dan lemah lembut
  • Saya seorang suka berkarya, memberi ilham dan poetis
  • Saya seorang yang romantis, bersemangat, gembira dan imaginative
  • Saya adalah seorang yang poetis
  • Saya adalah seorang pengaruh dan individu romantis ang semulajadi.
 Ciri-ciri saya di tempat kerja
  • Saya mempunyai dorongan yang kuat untuk mempengaruhi orang lain supaya mereka menikmati hidup yang lebih bermakna.
  • Selalunya saya bekerja dalam bidang seni, komunikasi, pendidikan, dan profesion menolong orang lain.
  • Saya mahir dalam memberi motivasi dan berinteraksi dengan orang lain.
 Ciri-ciri saya semasa kanak-kanak
  • Saya sangat sensitif.
  • Agak sukar untuk menyesuaikan diri dalam strktur sekolah
  • Saya mahukan pengiktirafan
  • Tidak sukakan perbalahan atau penolakan dalam diri saya.
  • Saya sukakan galakan dan bukannya persaingan. Tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain.
 4.   JINGGA – ORANGE
 Ciri-ciri umum
Saya adalah seorang yang cergas, pandai menggunakan kesempatan, bersifat spontan, suka kepada pertandingan, tergopoh gapah tetapi bersemangat, realistik, tidak dipengaruhi oleh sentiment, berfikiran terbuka, gemar pengalaman luar biasa yang merbahaya tetapi menyeronokkan, berani, tabah, bertindak atas desakan fikiran, suka keseronokkan , gurau senda, tabah dan tidak takut serta berkemahiran. Kata kunci utama ialah suka mengembara atau adventurous.
 Ciri-ciri diri saya
  • Bertindak secara spontan, suka berjenaka, pandai dan menawan
  • Menganggap hidup sebagai satu permainan
  • Cergas, giat, dan pandai menggunakan kesempatan yang ada
  • Sukakan keseronokkan dan sesuatu yang memberangsangkan
  • Tabah menghadapi sesuatu dan tidak gentar
  • Kadangkala mengambil tindakan yang tergopoh gapah, tetapi bersemangat dan boleh menimbulkan kesan yang mendalam
  • Seorang yang realistik, tidak dipengaruhi sentiment dan berfikiran terbuka.
  • Gemar kepada pengalaman yang luar biasa iaitu membahayakan tetapi menyeronokkan
 Ciri-ciri saya di tempat kerja
  • Sering bosan dan gelisah jika dapat kerja yang berstruktur, rigid dan mengikut rutin.
  • Berpuashati dalam kerja yang memberikan kebebasan dapat menggunakan koordinasi fizikal dan alatan
  • Saya seorang performer yang semulajadi
 Ciri-ciri saya semasa kanak-kanak
  • Saya rasa jika dibandingkan dengan pelajar lain, saya menghadapi kesulitan besar untuk menyesuaikan diri dengan rutin sekolah.
  • Saya belajar dengan membuat atau mengalami dan bukannya membaca atau mendengar
  • Dalam proeses pembelajaran, saya perlukan penglibatan fizikal
  • Dorongan yang kuat untuk saya ialah sifat suka bersaing dan inginkan kegembiraan atau keseronokkan.
 Penganalisa Data
Semua data yang dikumpulkan daripada soal selidik, akan dianalisis dengan cara manual iaitu dalam bentuk peratusan untuk menjawab persoalan kajian.
 Dapatan Kajian 
Kajian cuba melihat kecenderongan tingkahlaku pelajar perempuan Tingkatan Lima, perbandingan tingkahlaku pelajar tersebut mengikut kelas dan hubungan di antara personaliti pelajar dengan pencapaian akademik mereka. 
  1. Kecenderongan  Tingkahlaku Pelajar Perempuan Tingkatan Lima. 
Kajian mendapati secara keseluruhan kecenderongan tingkahlaku pelajar perempuan Tingkatan Lima ialah lebih condong kepada personaliti Emas iaitu sebanyak 45.23%. Personaliti Emas ini  mengambil kata kunci bertanggungjawab. Ia termasuklah praktis, waras fikiran , sistematik , bersifat keibubapaan dan sanggup bekerja keras.  
Personaliti tingkahlaku yang kedua ialah personaliti Jingga iaitu 26.19%. Ia bermaksud gemar ‘adventurour’ dan mengembara. Personaliti ini sering bosan dan gelisah jika dapat kerja yang berstruktur, rigid dan mengikut rutin. Personaliti ini berpuas hati bila diberi kebebasan melakukan kerja. Suka bebas dan gemar kepada pengalaman yang luar biasa iaitu membahayakan tetapi menyeronokkan. 
Personaliti Hijau adalah personaliti yang ketiga yang dimiliki oleh pelajar Tingkatan Lima iaitu sebanyak 19.04%.  Ciri-ciri yang dimiliki bagi personaliti ialah cenderung dan cekap dalam berbagai lapangan, cenderung merekacipta, cekap dalam menjalankan tugas dengan sempurna, bersifat ingin mengetahui, memahami konsep, berpengetahuan luas, berdasarkan teori, bijak dan mahir, panjang akal, kompleks, tenang dan sabar, berfalsafah, berprinsip dan berasaskan logik.  Kata kunci utama ialah mempunyai perasaan ingin tahu yang tinggi. 
Personaliti yang akhir yang dimiliki oleh pelajar perempuan Tingkatan Lima ialah personaliti Biru iaitu 9.52%. Personaliti ini menggambarkan seseorang yang romantis dan harmoni. perhubungan mesra, mengasihani, bersimpati, unik, berkebolehan mengalami perasaan dan fikiran orang lain, penyayang dan setia, mesra, berseni, orang yang memberi inspirasi, riang, gembira, penuh kasih sayang, bersemangat dan mempunyai perasaan simpati. Kata kunci utama ialah romantis dan sukakan keharmonian. 
Dapat disimpulkan di sini bahawa pelajar perempuan Tingkatan Lima lebih cenderung kepada personaliti Emas .Ini menunjukkan bahawa mereka lebih  bertanggungjawab dan mengikut peraturan.
2.  Perbezaan Personaliti Mengikut Tingkatan.
Hasil kajian mendapati bahawa Tingkatan 5 ST 1 lebih condong kepada personaliti Jingga 48.85%, Emas 33.3%, Hijau 23.8% dan tidak ada seorang pun yang memiliki personaliti warna Biru. Sementara tingkatan 5 ST 2 pula berbeza dengan tingkatan 5 ST 1 di mana mereka cenderong kepada personaliti Emas iaitu sebanyak 57.14%, Biru 19.04%, Hijau 14.28% dan Jingga 9.52%. 
Dari sini dapat dinyatakan bahawa kebanyakkan pelajar dari tingkatan 5 ST 1 lebih gemar kepada adventurour, aktif , suka kepada persaingan dan mudah bosan dengan peraturan yang rigid.  Mereka lebih gemar diberi kebebasan untuk melakukan kerja. 
Berbeza dengan pelajar perempuan tingkatan 5 ST 2 di mana kecenderongan mereka kepada tingkah laku Emas. Ini menunjukkan kebanyakkan mereka lebih bertingkahlaku suka mengikut peraturan dan bertanggungjawab , bersistematik  dan sanggup bekerja keras.
3.  Hubungan Personaliti Pelajar Dengan Pencapaian Akademik. 
Soal selidik ini telah ditadbir di awal Januari 2005 di mana sampel baru menduduki Tingkatan Lima. Jadi pencapaian akademik mereka diambil dari keputusan peperiksaan akhir tahun tingkatan empat. 
Melihat pencapaian akademik sampel menunjukkan bahawa personaliti pelajar mempengaruhi pencapaian akademik mereka.  Pencapaian  5 ST 1 menunjukkan seramai tiga orang pelajar mendapat 8A sementara  tiga orang pelajar 5 ST 2 mendapat 7A. di sini menunjukkan ada hubungan di antara pencapaian akdemik pelajar dengan personaliti tingkahlaku pelajar.
 Implikasi dan cadangan 
Alat pengukur personaliti yang digunakan bukanlah sesuatu yang konklusif tapi alat pengukur ini diambil untuk dijadikan pencetus perbincangan. Apa yang penting ialah bukan kepada alat ukurnya tetapi kepada hasil perbincangan yang dijalankan setelah alat ini digunakan. 
Dari personaliti yang dimiliki oleh pelajar-pelajar perempuan tingkatan lima ini boleh dijadikan panduan kepada pengetua, guru-guru dan ibu bapa . sebelum mengambil tindakan ke atas pelajar-pelajar, seharusnya pengetua mengenali personaliti dan tingkah laku pelajarnya. Kesukaran mengenali personaliti mereka akan menyebabkan pelanggaran disiplin dan seterusnya merosakkan peribadi dan sahsiah mereka. kebijaksanaan pengetua dalam melakukan hubungan baik, mesra dan penuh kasih sayang akan memberi input yang berguna dan bermakna bukan sahaja kepada pencapaian akademik malahan kepada pembangunan sekolah yang dipimpin. 
Bagi guru-guru, mengenali personaliti pelajar-pelajarnya adalah amat penting. Ini kerana menyenangkan mereka dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hasil dari pengetahuan personaliti ini bolehlah guru-guru membuat aktiviti yang bersesuaian dengan tingahlaku mereka. guru-guru juga boleh merangka kaedah pengajaran dan pembelajaran yang pelbagai mengikut personaliti pelajar tersebut. Pengetahuan personaliti pelajar yang dikuasai oleh guru-guru akan menyebabkan pengajaran dan pembelajaran guru-pelajar akan menjadi lebih menarik dan seronok. Hal ini juga akan menarik pelajar supaya sentiasa datang ke sekolah dan mengurangkan kadar ponteng sekolah pelajar-pelajar. 
Bagi ibu bapa pula, pengetahuan personaliti anak-anak mereka akan memudahkan mereka menangani masalah yang dihadapi oleh mereka. ibu bapa tidak akan sewenang-wenangnya menghukum dan memberi persepsi yang negatif terhadap anak-anak mereka kalau sekiranya ibu bapa tersebut mengetahui personaliti  mereka. 
Bagi mengekalkan personaliti yang dimiliki oleh pelajar-pelajar tersebut, sokongan dan bimbingan dari orang-orang dewasa amat diperlukan.  Sokongan ini diperlukan bagi membolehkan pelajar menguasai pelbagai tugas perkembangan remaja sebagai persediaan menghadapi alam dewasa.
 Cadangan
Kajian ini tidak boleh digeneralisasikan kerana ia hanya terbatas kepada sekolah kajian sahaja. Walau bagaimanapun diharapkan kajian-kajian yang lebih besar sampel diperlukan untuk melihat personaliti pelajar remaja.  
Untuk lebih menarik, saya cadangkan agar kajian ini diperluaskan skopnya. Skop tersebut meliputi:
  1. Perbezaan personaliti di antara pelajar perempuan dengan pelajar lelaki.
  2. Perbezaan personaliti di antara pelajar menengah rendah dengan pelajar menengah atas.
  3. Perbezaan personaliti di antara pelajar sekolah menengah aliran biasa dengan pelajar sekolah menengah aliran agama.
  4. Hubungan personaliti pelajar dengan kerjaya ibu bapa.
Rumusan 
Mengenali personaliti pelajar remaja adalah amat penting. Pentadbir, guru-guru dan ibu bapa harus berperanan memberi perhatian  yang serius kepada personaliti mereka. Sokongan dan bimbingan juga diperlukan agar pelajar remaja terarah kepada personaliti yang diharapkan dan membanggakan. Generasi yang lahir nantinya adalah generasi yang mencapai matlamat wawasan negara iaitu Wawasan 2020 .


SOAL SELIDIK PERSONALITI WARNA

Matlamat:  Membantu individu menilai diri dengan lebih berstruktur

Pelaksanaan :  Arahan : Tandakan ( / ) bagi kenyataan yang menggambarkan diri anda di ruang “Ya”.  Tandakan (X) di ruang tidak jika kenyataan tidak menggambarkan diri anda.

Ini bukanlah satu ujian oleh itu tidak ada jawapan yang betul atau salah. Ia hanya merupakan kenyataan yang memperihalkan diri mengikut pandangan anda.


BIL
ITEM
YA
TIDAK
  1.  
Saya cepat menyesuaikan diri dengan situasi baru


  1.  
Saya lebih tua dari umur sebenar saya daripada segi pemikiran


  1.  
Saya mudah mesra bila berhubung dengan orang lain


  1.  
Saya adalah dalam golongan orang yang pandai


  1.  
Saya amat selesa dengan pengekalan cara hidup tradisi


  1.  
Saya bersemangat mengikuti subjek yang merangsan minda


  1.  
Saya suka kelihatan berbeza daripada orang lain


  1.  
Saya isikan masa lapang dengan aktiviti luar yang menyeronokkan


  1.  
Saya sangat menghargai kehidupan berkeluarga


  1.  
Saya sentiasa membaca untuk menambah ilmu pengetahuan


  1.  
Saya suka menunjukkan keperibadian saya sebenar dalam semua keadaan


  1.  
Saya suka bergaul dengan semua orang


  1.  
Saya akan melakukan segala kerja secara bersistematik


  1.  
Saya sering bertanya guru mengenai persoalan yang mengganggu minda saya


  1.  
Saya selalu memberi dorongan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu pekerjaan


  1.  
Saya tidak gentar dengan sebarang cabaran


  1.  
Saya selesa menghormati pihak berkuasa


  1.  
Guru merupakan orang yang sangat saya hormati


  1.  
Saya senang berinteraksi dengan orang lain


  1.  
Saya seorang yang suka aktiviti perkhemahan


  1.  
Saya mempunyai emosi yang stabil


  1.  
Saya berminat meneroka semua bidang


  1.  
Saya cenderung memilih pekerjaan dalam bidang pendidikan


  1.  
Persaingan adalah baik bagi saya


  1.  
Saya sentiasa patuh kepada peraturan walau di mana saya berada


  1.  
Saya seorang yang sabar


  1.  
Saya amat sesuai melibatkan diri dalam aktiviti menolong orang lain.


  1.  
Saya sukakan perkara yang berbentuk amali daripad teori


  1.  
Saya amat menghargai masa


  1.  
Saya suka menganilisis diri sendiri dan orang lain


  1.  
Saya lebih suka melibatkan diri dalam pekerjaan yang ada unsur-unsur kesenian


  1.  
Saya selalu menimbulkan suasana keceriaan ketika tegang


  1.  
Saya sanggup bekerja keras untuk kepentingan organisasi


  1.  
Saya akan berpuas hati setelah kerja disiapkan dengan sempurna


  1.  
Saya berkebolehan menyelami perasaan orang


  1.  
Saya selalu memberikan gerakbalas yang spontan dalam setiap tindakan


  1.  
Saya selesa mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan


  1.  
Saya suka kepada sesuatu luar biasa dan mencabar


  1.  
Saya memiliki cirri-ciri seorang pengasuh


  1.  
Saya suka kepada sesuatu yang luar biasa dan mencabar


  1.  
Saya seorang yang suka berjimat cermat


  1.  
Saya sering meminta penjelasan tentang sesuatu persoalan


  1.  
Saya percaya setiap orang mepunyai harga diri


  1.  
Saya sukakan aktiviti yan berbahaya tetapi menyeronokkan


  1.  
Saya tidak suka berpakaian yang selekeh


  1.  
Saya suka kepada perkara yang memerlukan aktiviti penyelidikan


  1.  
Saya lebih bermotivasi sekiranya diberi dorongan


  1.  
Saya seorang yang kelakar


  1.  
Saya sering kali bersifat konkrit


  1.  
Saya gemar membahaskan teori


  1.  
Saya tidak berminat dengan aktiviti yang melibatkan persaingan


  1.  
Saya tidak suka pelajaran yang memerlukan pembacaan yang banyak


  1.  
Saya seorang bertanggungjawab


  1.  
Saya mempunyai prinsip hidup yang jelas


  1.  
Saya mahu mendapat kepujian daripada orang lain di atas setiap kejayaan saya.


  1.  
Saya suka ko kurikulum yang lasak


  1.  
Saya bersifat keibubapaan


  1.  
Saya cenderung merekacipta sesuatu yang baru


  1.  
Keadaan perbalahan selalu mengganggu emosi saya


  1.  
Saya bosan dengan kerja berstruktur


  1.  
Saya seorang yang mementingkan keharmonian


  1.  
Saya berkebolehan menjalankan sesuatu tugas dengan sempurna


  1.  
Saya seorang pendengar yang baik


  1.  
Saya bosan dengan kerja-kerja yang rigid


  1.  
Saya seorang yang amanah


  1.  
Saya sentiasa bersifat ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu


  1.  
Saya seorang yang mudah menyayangi orang lain


  1.  
Saya bosan dengan kerja yang rutin


  1.  
Saya sentiasa bersedia untuk melakukan kerja


  1.  
Saya adalah seorang yang tenang


  1.  
Sekali sekala saya mudah terasa apabila orang lain bercakap mengenai diri saya


  1.  
Saya puashati dengan kerja yang melibatkan kebebasan


  1.  
Saya selalunya dapat membezakan perkara yang baik dan buruk dalam kehidupan


  1.  
Saya berminat menyertai pertandingan yang mencabar minda


  1.  
Saya tidak gemar menonton cerita yang berunsur keganasan


  1.  
Saya puas hati dengan kerja yang dapat menggunakan ko ordinasi fizikal


  1.  
Saya berpuashati kerana dapat menolong seseorang yang memerlukan pertolongan


  1.  
Bagi  saya kerja itu adalah satu permainan


  1.  
Saya mudah rasa bersalah apabila tidak mematuhi nasihat ibu bapa


  1.  
Saya puas hati dengan kerja yang menggunakan alatan


  1.  
Saya selalu memastikan kestabilan dalam suasana pekerjaan


  1.  
Saya seorang yang sangat menyukai tugas yang mencabar


  1.  
Saya mudah memaafkan kesalahan orang lain


  1.  
Saya seorang performer semulajadi


  1.  
Saya seorang yang teliti dalam membuat sesuatu pekerjaan


  1.  
Saya suka merekacipta sesuatu model


  1.  
Saya mudah simpati kepada seseorang walaupun ternyata dia bersalah


  1.  
Saya tidak suka dikongkong


  1.  
Saya sentiasa bersifat wajar dalam membuat sebarang keputusan


  1.  
Saya lebih suka meneroka idea-idea baru


  1.  
Saya suka meniru gaya orang lain


  1.  
Saya tidak suka pada peraturan


  1.  
Saya berkebolehan untuk mengendalikan urusan yang memerlukan perincian


  1.  
Saya berminat untuk menyertai aktiviti-aktiviti berbentuk ilmiah


  1.  
Zaman persekolahn saya begitu membosankan kerana terpaksa mengikut peraturan


  1.  
Pekerjaan tanpa jadual sangat menarik minat saya


  1.  
Saya mahir menyusun atur tempat kerja


  1.  
Saya akan beralih ke projek yang baru setelah menyelesaikan tugas yang lama


  1.  
Saya suka berkhayal tentang masa depan


  1.  
Saya suka melakukan kerja tanpa tekanan




LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...